Monday, April 30, 2012

Mengendalikan Hama dan Penyakit Kelapa


Pengendalian Hama dan Penyakit KelapaKelapa merupakan tanaman perkebunan terluas kedua setelah kelapa sawit komoditas ini sebagian besar merupakan perkebunan rakyat yang diusahakan di kebun maupun di pekarangan secara monokultur dan campuran. Hama dan penyakit utama seperti Oryctes, Sexava dan beberapa cendawan dapat menurunkan produktivitas sehingga merugikan usahatani kelapa. Agar kelapa mampu menjadi sumber pendapatan utama bagi keluarga tani, perlu dipahami pengendalian hama dan penyakit kelapa sehingga produktivitas kelapa dapat optimal.
Jenis dan tingkat serangan antara satu daerah dengan daerah lainnya berbeda-beda. Demikian pula sifat serangannya ada yang musiman ada pula yang bersifat laten. Keadaan ini diperburuk lagi dengan terjadinya pergeseran gangguan beberapa jenis hama dan penyakit yang semula kurang penting menjadi hama dan penyakit penting dengan tingkat serangan sangat merugikan. Hal ini sebagai akibat dari perubahan teknologi budidaya disamping perubahan keadaan lingkungan dan agroklimat.
Informasi dan panduan mengenai berbagai permasalahan seputar usahatani kelapa seperti : mengapa hama dan penyakit kelapa hanya merusak sekali-sekali saja?; Bagaimana kita dapat mengenal musuh alami dari serangga hama?; Bagaimana hama dan penyakit dapat menurunkan hasil? dan lainnya.
 Untuk lebih rinci kita bisa mengikuti SLPHT..

Sumber : Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain.
Sumber : http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/811/

Potensi Plasmanutfah Tanaman Mangga


Plasma Nutfah ManggaSaat ini Badan Litbang Pertanian memiliki 118 Kebun Percobaan tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang beragam dalam jenis tanah, luas, penggunaan dan pemanfaatan maupun keragaannya. Salah satu Kebun Percobaan (KP) yang mengelola plasmanutfah tanaman mangga adalah KP Cukurgondang, Kabupaten Pasuruan (Jawa Timur). KP yang memiliki luas 13,02 ha ini menampung 1.148 pohon mangga terdiri dari 208 varietas yang berasal dari dalam negeri dan hasil introduksi dari luar negeri.
KP Cukurgondang merupakan unit terendah dari Badan Litbang Pertanian yang sejak berdirinya pada tahun 1938 telah berfungsi sebagai kebun koleksi tanaman mangga dan merupakan kebun koleksi plasmanutfah mangga terlengkap di Asia Tenggara. Dari hasil kegiatan seleksi dan karakterisasi telah diperoleh beberapa varietas unggul yang telah dilepas dan beberapa klon harapan yang mempunyai prospek ekonomi yang cukup tinggi.
Beberapa koleksi tanaman mangga yang mempunyai prospek ekonomi  tinggi tersebut adalah varietas Duren, yang memiliki rasa manis dengan aroma durian dan memiliki produksi tinggi. Selain itu varietas Haden, Khirsapati Maldah, Liar dan Paw-Paw mempunyai kulit merah, produktivitas tinggi dan citarasa manis segar sangat cocok untuk buah meja. Bahkan KP Cukurgondang juga mempunyai klon tanaman mangga prospektif sebagai bahan baku rujak manis. Klon ini mempu nyai keistimewaan, citarasanya yang enak ketika belum masak, renyah, tidak terlalu masam, dengan aroma wangi. Saat ini sedang dalam proses pengujian klon tanaman mangga sebagai batang bawah yang bisa tumbuh dengan baik di wilayah ekosistem rawa.
Sumber   :  http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/823/
Sumber : Puslitbang   Hortikultura
 

Hormon Progesteron yang Berasal dari Tanaman Dapat Meningkatkan Reproduksi


Hormon Progesteron yang Berasal dari Tanaman Dapat Meningkatkan ReproduksiTeknologi penyerentakan birahi untuk meningkatkan reproduksi ternak ruminansia sudah lama dilakukan. Hasil penelitian penyerentakan dengan metoda modiflkasi spons progesteron hasil inovasi teknologi dari fluorogeston asetat telah terbukti memberikan hasil yang sama dengan produk komersial yang di impor. Modiflkasi spons progesteron yang telah didapat masih relatif mahal terutama apabila digunakan oleh peternak kecil. Oleh karena itu diusahakan dicari bahan yang berasal dari tanaman. yang diduga mengandung steroid sebagai pembentuk progesteron dan memiliki fungsi yang sama dengan bahan komersial yang di impor.
Dari studi literatur dan hasil kegiatan penelitian telah diperoleh beberapa jenis tanaman yang mengandung steroid solasodin sebagai bahan aktif pembentuk progesterone dan perlu dicari metoda ekstraksi untuk mendapatkan bahan dimaksud untuk mengetahui kadar dan teknologi isolasinya. Dengan diperolehnya informasi kandungan steroid solasodin dalam tumbuhan tertentu (dalam hal ini terong) dan teknologi ektraksinya dapat dijadikan terobosan untuk program penyerentakan berahi, sehingga dapat meningkatkan reproduksi ternak yang akhirnya dapat meningkatkan produksi. Selain itu, telah pula diperoleh solasodin kasar dari tanaman terong (Solarium khasianwri) yang diteruskan dengan kristalisasi dan pemurnian pada kegiatan penelitian selanjutnya.
Dari hasil penelitian lanjutan tersebut telah didapatkan solasodin kasar dari tanaman terong dengan kandungan bahan aktif solasodin sebesar 67,46% yang dengan tahap kristalisasi dan pemurnian dihasilkan kandungan bioaktif sampai dengan 84,78%. Hasil ini akan diteruskan dengan reaksi sintesa solasodin untuk mendapatkan. Dengan diperolehnya progesteron alami diharapkan dapat menekan proses penyerentakan birahi yang selama ini menggunakan bahan impor dan dapat meningkatkan reproduksi ternak.


Sumber: Puslitbang Peternakan 

Pemanfaatan Teknik Kultur Antera Pada Pemuliaan Tanaman Padi


Pemuliaan tanaman padi bertujuan untuk menghasilkan berbagai varietas padi ungul baru yang memiliki sifat lebih baik dibandingkan dengan varietas ungul yang telah ada, antara lain;  hasil dan kualitas hasil lebih baik, toleran terhadap faktor pembatas biotik dan abiotik, adaptif terhadap spesifik lokasi serta sesuai dengan preferensi konsumen.  Sebagian besar dari varietas padi unggul yang telah dilepas dihasilkan melalui program persilangan dan seleksi yang memerlukan waktu cukup lama hingga 5-7 tahun bahkan lebih. Dalam upaya menyediakan varietas unggul baru dengan waktu yang relatif lebih cepat dapat dilakukan antara lain melalui pemanfaatan teknik kultur antera.
Teknik kultur antera dapat mempercepat waktu pemuliaan melalui pembentukan galur haploid ganda (galur murni) dari polen tanaman F1, sehingga seleksi untuk sifat unggul yang diharapkan dapat dilakukan lebih awal. Secara teknis kultur antera padi terdiri dari dua tahap; yaitu tahap induksi kalus dari polen yang terdapat dalam antera tanaman F-1 (hasil persilangan antara tetua yang memiliki karakter diharapkan), dan tahap regenerasi tanaman dari kalus menjadi planlet. Planlet hasil regenerasi tanaman selanjutnya diaklimatisasi dan dipelihara hingga fase generatif. Planlet hijau yang dihasilkan pada umumnya berupa tanaman haploid ganda, sehingga dapat menghasilkan biji dan diperbanyak  untuk evaluasi lebih lanjut.
Salah satu kendala pemanfaatan teknik tersebut adalah rendahnya produksi planlet hijau yang dihasilkan dan tidak semua genotipe memiliki daya kultur antera. Perbaikan teknis aplikasi untuk meningkatkan produksi galur-galur haploid ganda terus dilakukan. Hingga saat ini teknik kultur antera telah berhasil dimanfaatkan dalam perakitan galur-galur harapan  baik pada padi sawah maupun padi gogo. Melalui teknik kultur antera galur-galur harapan dapat diperoleh dalam waktu 2,5 tahun.


Sumber: situs web Puslitbang Tanaman Pangan
Sumber: http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/843/

Pengelolaan Limbah Ternak Untuk Peningkatkan Kualitas Produk Susu dan Lingkungan Hidup

Pengelolaan limbah pertanian/peternakan belakangan ini semakin hangat di berbincangkan oleh para petani, untuk meningkatkan kesejahteraan hidup serta untuk menjaga keseimbangan lingkungan pertanian di daerah  tempat tinggal  mereka masing-masing. Seperti pengelolaan limbah ternak, dengan bantuan dan prasarana dari dinas pertanian dan kerja sama dengan petani melalui wadah mereka yaitu kelompok tani yang semakin di galakan untuk mengembalikan kesuburan  lahan pertanian.
Limbah ternak sapi perah/sapi pedaging terdiri dari limbah padat berupa feces/kotoran ternak dan sisa pakan, serta limbah cair berupa air limbah pencucian kandang, air limbah sanitasi ternak dan air kencing sapi. Dalam satu hari setiap ekor sapi dapat menghasilkan limbah padat sebanyak 30-45 kg dan limbah cair sebanyak 100-250 liter.
 
Bila tidak dikelola dengan baik, limbah yang dihasilkan akan menimbulkan masalah pada aspek produksi dan lingkungan seperti menurunkan kualitas susu yang dihasilkan, menimbulkan bau, dan menjadi sumber penyebaran penyakit bagi ternak dan manusia. Selain itu bila berdekatan dengan lokasi perumahan akan menimbulkan protes dari masyarakat, dan pencemaran air.
 
Untuk itu pengelolaan limbah ternak perlu dilakukan secara tepat disesuaikan dengan karakteristik wilayah, ketersediaan lahan, dan teknologi serta manajemen usaha yang berkembang di masyarakat.
 
Secara umum pengelolaan limbah ternak dapat dilakukan dengan dua cara:
 
Pertama, mengolahnya menjadi biogas.
Limbah ternak yang dapat diolah menjadi biogas adalah kotoran ternak (feces) dan limbah cair dari pencucian, sanitasi dan urin sapi. Sedangkan sisa pakan berupa jerami atau hijauan lainnya perlu dipisahkan dan tidak masuk ke dalam reaktor digester biogas agar tidak terjadi sumbatan pada saluran dan reaktornya. Selanjutnya gas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kompor atau dirubah menjadi listrik dengan bantuan generator.
 
Kedua, mengolahnya menjadi pupuk kompos (padat atau cair). Untuk menghasilkan pupuk kompos padat diperlukan bahan berupa kotoran ternak dan sisa pakan atau hijauan. Sebaiknya bahan tersebut sejak awal telah dipisahkan agar tidak tercampur dengan air cucian, sanitasi dan urin ternak. Selanjutnya bahan tersebut dapat dikomposkan langsung atau ditambah arang sekam, serbuk gergaji, kapur dan aktivator untuk membantu proses pengomposan dan memperkaya unsur hara dalam kompos yang dihasilkan. Sedangkan untuk menghasilkan kompos/pupuk cair bahan yang digunakan terdiri dari urin sapi dan cairan sisa biogas. Cairan tersebut perlu ditambahkan beberapa bahan lain seperti dedak, nira atau tetes, dll untuk selanjutnya difermentasi selama 3-7 hari.
 
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pengelolaan limbah ternak yang tepat adalah:
-       menciptakan kondisi kegiatan/usaha budidaya sapi perah dan produksi susu berjalan secara optimal,
-       meniadakan unsur pencemar di dalam lokasi kegiatan,
-       menghasilkan produk susu yang lebih berkualitas karena lingkungan usaha bersih dan sehat,
-       menghindari gangguan lingkungan berupa pencemaran di lokasi peternakan dan lingkungan sekitar,
-       menciptakan kondisi yang harmonis dengan masyarakat sekitar.
 
 
Sumber : http://agribisnis.deptan.go.id/disp_informasi/1/3/44/801/pengelolaan_limbah_ternak_untuk.html

Minuman Kulit Buah Manggis Instan BB-Pascapanen Curi Perhatian Pengunjung PF2N Ba

Minuman KBM instan sangat diminati & dapat diterima pengunjung sebab rasa pahitnya sangat berkurang

Minuman KBM instan, salah satu inovasi teknologi dan produk unggulan BB-Pascapanen, berhasil mencuri perhatian pengunjung Pekan Flori Flora Nasional (PF2N) di Batam pada pertengahan Juli 2010 yang lalu. Tidak seperti minuman KBM lainnya yang beredar, teknologi baru yang dihasilkan tim peneliti BB-Pascapanen dibawah koordinator Asep W Permana, MSi. tersebut sangat diminati dan dapat diterima pengunjung karena rasa pahitnya sangat berkurang.
Seperti telah populer, KBM atau kulit buah manggis mengandung xanton, antosianin dan tanin. Produk KBM menjadi incaran pengusaha sebab saat ini menjadi tren penggunaan antioksidan sebagai suplemen maupun terapi berbagai penyakit terutama kanker. Bubuk KBM instan dapat pula digunakan sebagai kosmetika, herbal-jamu, suplemen, pewarna dan pengawet.
Umumnya kulit buah manggis diproduksi dengan bahan baku kulit manggis segar, tetapi teknologi yang dikembangkan BB-Pascapanen menghasilkan bubuk KBM instan dari kulit kering. Salah satu keuntungan penggunaan bahan baku kulit manggis kering adalah pengolahan dapat berlangsung kapan saja, tidak tergantung musim buah manggis. Yang penting, saat musim manggis tiba, kulit buah dikumpulkan dan dikeringkan.
Keunggulan bubuk KBM instan adalah penggunaannya yang lebih luas dan mudah, antara lain untuk minuman instan, bahan obat herbal atau jamu, campuran kosmetik, pewarna dan pengawet makanan. Selain itu, bubuk KBM instan memiliki daya simpan lama; mudah disimpan dan didistribusikan; senyawa yang tidak diinginkan (resin, serat) sudah minimal; serta mengandung antioksidan dan kapasitas antioksidan tinggi. Hasil analisis tiap gram bubuk KBM instan menunjukkan kadar antosianin 1,13 mg, kadar fenol 8,49 mg, kadar xanton (alfa mangostin) 0,59 mg, dan kapasitas antioksidan 19,72 mg AEAC. Hal ini berarti, dalam 1 gram bubuk KBM instan setara dengan 19,72 vitamin C.
Saat ini teknologi proses pembuatan KBM instan telah dipatenkan dan terbuka dilisensikan kepada pihak swasta yang berminat. Dalam skenarionya, kerja sama lisensi produksi bubuk KBM instan tersebut melibatkan berbagai pihak, antara lain petani/kelompok tani, BB-Pascapanen dan pengusaha.
Secara sederhana, petani/kelompok tani dapat membuat KBM kering atau tepung halus KBM yang kemudian menjadi bahan baku industri bubuk KBM instan yang dikembangkan swasta dengan teknologi dari BB-Pascapanen. Teknik mengolah KBM kering dan tepung halus KBM tidak sulit dan dapat dikuasai petani, kelompok usaha, atau rumah tangga dengan mudah setelah dilakukan pelatihan. Dalam kerja sama tersebut BB-Pascapanen dapat mengawal teknologi hingga produksi berhasil.
Daerah sentra buah manggis yang sudah menyatakan minatnya untuk bekerja sama adalah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sukabumi. Rencananya akan direalisasikan pada tahun anggaran 2011. Sekedar diketahui, setelah proses pemilihan/sortasi dan grading buah manggis untuk ekspor, masih terdapat buah manggis off grade dalam jumlah besar yang bisa diolah menjadi jus manggis dan bubuk KBM instan.


Sumber: diolah dari situs web BB-Pascapanen
Sumber : http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/852/

Bahan Pestisida Nabati Ramah Lingkungan

Pestisida Nabati
Penelitian dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur yang dimotori oleh Diding Rachmawati dan Eli Korlina telah melakukan pengkajian terhadap beberapa jenis tanaman maupun bijian  sehingga dapat dimanfaatakan sebagai pestisida nabati. Biji srikaya mengandung bahan aktif asetogenin dan squamosin untuk sasaran hama ulat maupun hama penghisap polong. Sedangkan biji mahoni mengandung bahan aktif swietenin dan limonoid dapat menghambat perkembangbiakan ulat, hama penghisap, penyakit karat pada daun kopi.
Cara kerja pestisida nabati ini adalah dapat mengendalikan serangga hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggul. Cara kerja yang sangat spesifik yaitu merusak perkembangan telur, larva dan pupa, penolak makan, mengurangi nafsu makan, menghambat reproduksi serangga betina dll.
Keunggulannya adalah biaya yang murah karena mudah didapat, relatif aman bagi lingkungan, tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, tidak menimbulkan kekebalan pada hama, kompatible bila digabungkan dengan cara pengendalian lain dan yang tidak kalah pentingnya adalah hasil pertanian yang sehat dan bebas residu pestisida.
Sedangkan kelemahannya adalah daya kerja relatif lambat, tidak membunuh langsung ke jasad sasaran, tidak tahan terhadap sinar matahari, kurang praktis, tidak tahan disimpan dan penyemprotan dilakukan secara berluang-ulang. Informasi di bawah ini perlu anda ketahui untuk menambah pengetahuan atau  mungkin mencobanya di lahan pertanian anda, karena dilengkapi dengan cara pembuatan pestisida nabati dengan cara sederhana.

Sumber  : http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/857/
Sumber :BPTP Jawa Timur
 


Beras Hitam, Nasinya Bercita Rasa Bangsawan

Beras Hitam
Beras hitam ini memiliki nama berbeda-beda, tergantung dimana beras hitam tersebut berada. Di Solo, dikenal dengan Beras  Wulung, di Sleman dengan nama Cempo Ireng atau Beras Jlitheng, di Bantul disebut Beras Melik dan di kawasan  Cibeusi  Subang, beras ini dikenal Beas Gadog. Jaman dahulu konon, hanya petani istimewa saja yang ditunjuk  untuk menanam beras ini, karena khusus untuk keluarga kraton saja. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta siap untuk bekerjasama apabila diperlukan.
Sampai saat ini masih belum diketahui, apakah beras hitam dengan nama sebutan yang berbeda-beda tersebut plasma nutfahnya sama atau memang berbeda. Yang jelas beras hitam ini memiliki keistimewaan, diantaranya selain umur panennya yang panjang yaitu 5 bulan, mempunyai rasa nasi enak, pulen, wangi dan memiliki kandungan mineral antosianin yang sangat baik untuk kesehatan, sehingga bisa disamakan dengan citarasa para bangsawan.
Bahkan orang China kuno telah mengenal beras hitam ini sebagai beras terlarang, artinya tidak boleh sembarang orang dapat memakannya, hanya kalangan istana dan orang tertentu saja yang boleh memakannya, karena kaya nutrisi. Beras hitam di China saat ini berfungsi sebagai obat dan bahan pangan, tatapi hampir punah dan sangat langka keberadaannya.
Akhir-akhir ini peminat beras hitam semakin banyak, padahal harga beras hitam ini lebih mahal dari beras merah, apalagi beras putih. Barangkali peluang ini dapat dimanfaatkan untuk bisnis di bidang budidaya beras hitam, sekaligus “menguri-uri” beras peninggalan dari nenek moyang kita sendiri agar tidak menjadi punah. Bila permintaan pasar meningkat, tentu akan memotivasi para petani untuk menanam beras hitam ini. Peneliti Kristamtini dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta siap untuk bekerjasama apabila diperlukan.


Sumber : Diolah dari Majalah Bangkit Tani.

Pupuk Organik Dari Sampah Kota

Debit sampah di kota besar semacam Jakarta bisa mencapai 8500 ton per hari.  Persentase terbesar dari jumlah sampah tersebut adalah sampah organik yang potensial untuk dikembangkan sebagai pupuk.  BPTP DKI Jakarta telah menghasilkan kajian dalam pemanfaatan limbah dengan metode pengomposan, formula pupuk organik padat dalam bentuk pelet dan granul ("HPS Granular/HPS Pelet'), dan pupuk organik cair "HPS-1" (Harapan Petani Sejahtera).
Teknologi pengomposan sampah organik pasar yang telah teruji paling sesuai untuk jenis sampah tersebut (kandungan air sangat tinggi) adalah melalui pengaturan sistem drainase melalui kemiringan bidang pengomposan sebesar 15o serta pembuatan alur-alur pembuangan lindi pada bidang sejajar kemiringan bidang. Selain itu melalui pengaturan sistem aerasi menggunakan bambu atau paralon yang dilubangi pada sisi-sisinya dan ditanam di dalam tumpukan bahan kompos; serta perlakuan inokulasi menggunakan mikroba eksogenous.  Karakteristik kimia kompos yang dihasilkan, diantaranya, C organik 13%, N-total 3,53%, P-total 0,53%, K-total 4,44%, Ca 5,80%, Mg 1,34%, C/N ratio 10 setelah 14 hari waktu pengomposan.
Komposisi formula pupuk organik padat dalam bentuk pelet dan granul berbahan baku kompos sampah kota (Pupuk HPS Granular/HPS Pelet) yang dikembangkan meliputi tepung kompos sampah kota 75% (b/b), Batuan Fosfat 10% (b/b), Arang Sekam 10% (b/b), Zeolit 5% (b/b), serta kultur campuran penambat N-bebas dan pelarut fosfat dengan kerapatan minimal 106 sel.g-1 bahan pupuk.  Formulasi pupuk HPS-1 meliputi ekstrak sampah sayur dan buah 70% (v/v) dan Molase 30% (v/v) yang difermentasi secara anaerobik selama 14 hari menggunakan kultur campuran Lactobacillus sp.  Hasil fermentasi sebanyak 80% (v/v) diperkaya hasil fermentasi batuan fosfat 20% (v/v) dan kultur campuran pelarut fosfat (Pseudomonas sp.) dan penambat N bebas (Azozpirilium sp.), masing-masing dengan kerapatan 106-109 sel.ml-1.
Pada beberapa komoditas tanaman sayuran (terong, kacang panjang, sawi, selada, bayam, dan kangkung serta jagung manis)  pupuk HPS Granul, HPS Pelet, maupun HPS-1 (cair) memiliki nilai efektivitas agronomis nisbih (RAE) berkisar 60-87% dibandingkan pupuk kimia NPK (Teknologi Petani).  Berdasarkan nilai RAE tersebut, maka pupuk HPS tersebut secara umum layak untuk digunakan sebagai pupuk alternatif pengganti pupuk kimia dalam sistem pertanian organik tanpa pupuk mineral/kimia atau dapat juga dikombinasikan dengan pupuk kimia guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pupuk kimia dalam sistem pertanian konvensional.
Teknologi pembuatan pupuk dari sampah tersebut telah didiseminasikan pada semua wilayah di DKI Jakarta, baik melalui forum yang difasilitasi oleh Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Pertanian di lima wilayah kota, maupun melalui media dan kegiatan diseminasi BPTP Jakarta (media cetak, audio visual, gelar dan temu teknologi, serta pertemuan rutin dengan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani). 
Hingga saat ini, Teknologi pengomposan pupuk dari sampah kota telah diadopsi oleh Kelompok Tani Adenium Jaya, Jagakarsa, Jakarta Selatan.  Sementara itu, teknologi pembuatan pupuk cair (HPS-1) telah diadopsi oleh Kelompok Tani Nusa Indah, Jakarta Selatan. 
Penerapan pembuatan pupuk organik padat dan cair sedang diinisiasi untuk diterapkan di Kelompok Tani Primatara dan Kelompok Peternak di Wilayah Mampang Prapatan, Jakarta selatan.  Selain itu, tercatat beberapa kelompok masyarakat dan kelompok tani telah menelusuri lebih lanjut informasi teknologi yang dikembangkan guna ditindaklanjuti dalam penerapan di lapang.

Semoga bermanfaat

Sumber: http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/873/

Sumber: situs web BPTP DKI Jakarta

Tom Cat ini Sebenarnya Menguntungkan Petani, karena Memangsa Serangga Hama



Masyarakat tidak perlu panik, namun harus tetap hati-hati agar tidak terkena oleh racun yang dikeluarkan kumbang kecil yang sering disebut Tom Cat. Tom Cat ini mempunyai cairan yang mengandung toksin/racun Piderin untuk melindungi diri. Bila kita dihinggapi Tom Cat, tidak usah panik dan usahakan jangan ditepuk tetapi usirlah dengan cara meniup atau menghalaunya. Bila ternyata Tom Cat sudah terlanjur ditepuk, segeralah dicuci dengan air sabun agar dampak dari cairan yang mengandung racun tersebut dapat diminimalisir. Binatang sejenis kumbang ini sudah ada di sekitar kita sejak lama (bukan serangga baru) dan tidak mematikan.

Tom Cat yang mempunyai nama latin Paederus fuscipes  ini berbentuk kumbang kecil termasuk Ordo Coleoptera.  Menyukai hidup pada daun-daun yang lapuk.  Kumbang kecil ini tidak menggigit atau menyengat, namun apabila diganggu akan mengeluarkan racun yang disebut pederin yang menimbulkan iritasi serius pada kulit, sehingga kulit terlihat seperti terbakar dan berlangusng sekitar satu minggu bahkan lebih. 

Dalam penjelasannya Dr. Haryono yang didampingi para peneliti bidang Entomologi Badan Litbang Pertanian mengatakan, sebenarnya kumbang kecil ini temasuk predator yang memangsa serangga hama, sehingga dalam konteks pertanian menguntungkan bagi petani karena turut menjaga dan menekan populasi hama.  Serangga ini menyukai cahaya, oleh karena itu ketika malam hari dia akan pindah ke rumah yang terang dan masuk.  Ledakan populasi biasanya terjadi diakhir musim hujan dan akan menurun ketika musim kemarau.

Tindakan pertolongan pertama adalah dengan mencuci daerah terkontaminasi serangga dengan air sabun untuk menghilangkan racun pederin yang dikeluarkan oleh serangga, namun apabila sakit terus berlanjut segera pergi ke dokter.  Racun pederin tidak menular atau menyebar ke bagian lain (bersifat iritasi kulit lokal) dan tidak akan sampai mematikan seperti diberitakan di media TV bahwa racunnya 12 kali racun ular.  Namun, apabila tidak ditangani dengan baik, misal karena gatal lalu digaruk dengan tangan kotor, sehingga timbul serangan sekunder berupa bakteri atau jamur atau mungkin virus, maka hal inilah yang mengakibatkan dampaknya akan meluas.


Sumber:Badan Litbang Pertanian
Sumber:http://www.deptan.go.id/index1.php