Friday, May 25, 2012

Elektrik Motor Terkecil di Dunia



Elektrik Motor Terkecil
KOMPAS.com - Ilmuwan berhasil menciptakan elektrik motor terkecil di dunia. Elektrik motor ini dibuat dari satu molekul berukuran sepersejuta meter. Hasil kerja ilmuwan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Nanotechnology, Senin (4/9/2011). Elektrik motor terkecil ini nantinya bisa berperan dalam dunia medis maupun nantoteknologi.
Elektrik motor dari satu molekul pernah dibuat sebelumnya, namun elektrik motor kali ini ialah pertama yang bisa digerakkan listrik. "Orang telah membuat motor yang bisa digerakkan cahaya dan reaksi kimia. Tapi, di sana, anda menggerakkan jutaan pada saat yang sama," kata Charles Sykes, pakar kimia dari Tufts University di Massachusets.
"Yang mengejutkan dari elektrik motor adalah, kita bisa melihat pergerakan dari satu motor molekul, melihat bagaima perilaku dari motor kecil tersebut," tambah Sykes seperti dikutip BBC, Selasa (5/9/2011).
Sykes bisa mengontrol motor nano dengan listrik lewat bantuan low temperature scanning tunneling microscope (LT-STM). Alat tersebut menggunakan elektron untuk melihat molekul. Sykes menggunakan tip pada mikroskop untuk mensuplai listrik pada molekul butil metil sulfida yang telah diletakkan di permukaan tembaga yang konduktif. Akibat suplai listrik, motor nano pun berputar.
LT-STM juga bisa dipakai untuk melihat motor berputar. Motor diketahui bisa berputar dua arah serta bergerak dengan kecepatan 120 revolusi per detik. Kemampuan gerak motor ini bisa dimodifikasi. Lewat proses modifikasi misalnya, ilmuwan bisa menciptakan radiasi gelombang mikro arau menciptakan sistem nano-elektromekanik.
Elektrik motor juga bisa berguna dalam dunia medis, untuk memastikan penghantaran obat tepat sasaran. Untuk menuju ke sana masih butuh beberapa langkah.Saat ini peneliti baru akan mendaftarkannya dulu ke Guiness Book of Record sebagai elektrik motor terkecil di dunia.

Sumber :  http://sains.kompas.com/read/2011/09/06/10120028/Elektrik.Motor.Terkecil.di.Dunia

Jamur Raksasa Ditemukan di China




YU-CHENG DAI Bongkahan jamur terbesar di dunia yang ditemukan di China.
KOMPAS.com — Jamur terbesar yang pernah didokumentasikan ditemukan tumbuh di permukaan bawah sebuah pohon di China. Demikian BBC memberitakan, Senin (1/8/2011).
Jamur dari spesies Fomitiporia ellipsoidea itu berusia lebih dari 20 tahun. Tubuh buahnya berukuran panjang 10,85 meter, lebar 82-88 sentimeter, dan ketebalan 4,6-5,5 sentimeter. Berdasarkan tes kepadatan, jamur ini berbobot 400-500 kilogram dan mampu menyimpan 450 juta spora.
Penemuan jamur ini mematahkan rekor jamur terbesar yang sebelumnya ditemukan di Kew Garden, Inggris, pada tahun 2003. Kala itu, peneliti menemukan Rigidoporus ulmarius yang berdiameter 150 sentimeter dengan keliling lingkaran 425 sentimeter. (BBC/SIN)
Sumber :Kompas Cetak
Sumber  : http://sains.kompas.com/read/2011/08/03/04225399/Jamur.Raksasa.Ditemukan.di.China

Jubah Tembus Pandang Ubah Tank Jadi Sapi




BAE SYSTEM
KOMPAS.com — Para ilmuwan di BAE System, Swedia, tengah menggarap pengembangan jubah ajaib. Namun, bukan untuk menghilang seperti jubah Harry Potter, melainkan untuk kebutuhan kamuflase kendaraan-kendaraan militer.
Nantinya, perangkat ini akan dapat melindungi tank dari serangan roket pencari panas yang kerap memburunya. Proyek riset yang diberi nama Adaptiv ini akan diuji coba dalam dua tahun mendatang.
Jubah tembus pandang militer ini terdiri atas kepingan logam berbentuk heksagonal sebesar telapak tangan orang dewasa. Kepingan logam ini dapat dipanaskan atau didinginkan dengan cepat untuk menyamarkan bangunan, kapal, atau helikopter yang terbang rendah. Untuk menyelubungi sebuah tank kecil, diperlukan sekitar 1.000 kepingan logam tersebut.
Perangkat ini dilengkapi dengan pemindai untuk "membaca" lingkungan sekitar. Kemudian, pola-pola hasil pemindaian direproduksi pada panel logam berbentuk heksagonal yang berada di lambung tank (atau obyek lainnya). Selanjutnya, citra inframerah ditampilkan sehingga memungkinkan tank menyatu dengan lingkungan sekitarnya dan membuat musuh melihatnya sebagai sebuah mobil atau bahkan seekor sapi.
Menurut Peter Sjolund, pimpinan riset, teknologi ini bekerja layaknya layar televisi termal. Selain membawa koleksi gambar yang sudah tersimpan, perangkat itu juga bisa mengambil gambar yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya apabila diperlukan. Pengembangan lebih lanjut bahkan bisa makin canggih lagi. (National Geographic Indonesia/Agung Dwi Cahyadi)
Sumber : National Geographic Indonesia 
Sumber  :  http://sains.kompas.com/read/2011/09/12/16135889/Jubah.Tembus.Pandang.Ubah.Tank.Jadi.Sapi

Partikel Ini Bergerak Lebih Cepat dari Cahaya




OPERA
KOMPAS.com — Para fisikawan di Laboratorium Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) di Geneva, Swiss, Jumat (23/9/2011) waktu setempat, mengumumkan keberhasilan mereka menemukan keberadaan partikel yang bisa bergerak lebih cepat daripada kecepatan cahaya.
Partikel yang disebut sebagai neutrino ini memiliki kecepatan 20 per 1 juta di atas kecepatan cahaya. Berdasarkan teori relativitas khusus yang dikemukakan Albert Einstein pada 1905, kecepatan cahaya mencapai 299.792 kilometer per detik atau yang sering dibulatkan menjadi 300.000 kilometer per detik. Ini merupakan kecepatan tertinggi di alam semesta. Neutrino merupakan partikel elementer yang memiliki massa sangat kecil, nyaris mendekati nol.
Eksperimen untuk menguji kecepatan neutrino ini dinamai Oscillation Project with Emulsion-tRacking Apparatus (OPERA) yang dilakukan di Gran Sasso National Laboratory, Italia, pada kedalaman 1.400 meter. Tujuan penelitian adalah menguji neutrino yang ditembakkan dari CERN.
Juru Bicara OPERA, Antonio Ereditato, dari Universitas Bern, Swiss, mengatakan, temuan ini sebagai kejutan yang sempurna. Para peneliti mengakui, hasil penelitian ini akan menimbulkan pro-kontra karena melawan hukum fisika yang sudah mapan selama lebih dari 100 tahun.
Untuk itu, pengukuran lain yang independen diperlukan guna menguji temuan ini. Direktur Penelitian CERN Sergio Bertolucci mengatakan, jika hasil pengukuran mereka bisa dikonfirmasi oleh ilmuwan lain, temuan ini akan mengubah pandangan umat manusia tentang fisika. (CERN.CH/LIVESCIENCE.COM/MZW)
Sumber :Kompas Cetak
Sumber  :http://sains.kompas.com/read/2011/09/29/01064915/Partikel.Ini.Bergerak.Lebih.Cepat.dari.Cahaya

Gen Khusus Perlambat Penuaan Lalat


 
Lalat buah (Drosophila melanogaster)

KOMPAS.com - Ahli biologi dari Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat, menemukan gen PGC-1 penghambat proses penuaan lalat buah (Drosophila melanogaster). Gen ini meningkatkan aktivitas mitokondria: organ sel penghasil energi utama pengontrol pertumbuhan dan memberi tahu sel kapan hidup atau mati.
Asisten profesor biologi integratif dan fisiologi UCLA, David Walker, mengujikan gen PGC-1 dengan menempatkannya di jaringan lain pada lalat buah. Hasilnya, saat PGC-1 ditempatkan pada saluran pencernaan lalat, lalat hidup lebih lama, hingga 50 persen usia hidupnya yang umumnya hanya dua bulan.
”Hasil ini tak tampak ketika gen PGC-1 ditempatkan pada jaringan syaraf, otot, dan jaringan lain,” katanya, Rabu (9/11).
Selama ini, para ahli berpikir penuaan dapat dihambat lewat jaringan otak atau jantung. Ternyata, usus berperan besar menghambat penuaan, bukan hanya dalam penyerapan makanan. Usus juga menghambat racun dan patogen dari lingkungan.
Gen ini bisa untuk obat-obatan melawan penyakit terkait penuaan, seperti alzheimer, parkinson, kanker, dan jantung. (SCIENCEDAILY/MZW)
Sumber :Kompas Cetak

Siswa SMA Ciptakan Plastik dari Kentang





KOMPAS.com — Pernahkah Anda berpikir bahwa kentang bisa dibuat menjadi plastik? Tentu banyak orang berpikiran, mustahil itu terjadi. Namun, bagi enam siswa SMAN 48 Jakarta, hal itu tidak mustahil. Melalui berbagai penelitian dan uji coba laboratorium, akhirnya mereka mampu menciptakan plastik dengan bahan dasar kentang.
Penemuan luar biasa ini telah mengantarkan tim SMAN 48 Jakarta menjadi juara pada Kompetisi Think Quest International 2011 yang diikuti sekitar 33.000 orang dalam 7.603 tim dari 52 negara. Penyerahan hadiahnya akan dilakukan di San Fransisco Bay Area, Amerika Serikat, Oktober 2011.
Penemuan plastik kentang ini berawal dari coba-coba dan sekadar mengaplikasikan teori yang mereka dapat di sekolah.
Bentuk, desain, dan ketebalan plastik yang mereka buat belum terukur secara jelas. Namun, temuan mereka telah membuka cakrawala baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Elastisitas plastik yang mereka buat dengan bahan dasar kentang ini sangat mirip dengan plastik pabrikan.
Selain berhasil membuat plastik dari kentang yang mereka sebut bioplastik, tim yang terdiri dari Villa Yohana (16), Muhammad Labib Nauvaldi (16), Ikhsan Habibi (15), Tuwendy (16), Faisal Arsya (16), dan Ben Hadi Pratama (15)—keenamnya kini duduk di kelas XI jurusan IPA—ini juga membuat kertas berbahan baku pelepah bambu.
Kertas yang dihasilkan dari pelepah bambu itu nyaris sama dengan kertas daur ulang yang sering kita lihat: berwarna coklat dan memiliki serat yang tebal.
Menurut Ben Hadi Pratama, anggota tim, ide awal membuat kertas dari bambu berasal dari Villa dan ide pembuatan plastik dari kentang ditawarkan oleh Labib.
"Awalnya, kami masih tanda tanya, apa benar bisa, soalnya hanya berdasar teori dan literatur. Lalu, kami praktikkan sekaligus melakukan penelitian atas prosesnya. Kalau berhasil kenapa, kalau tidak berhasil kenapa," kata Ben yang diiyakan kelima temannya. Dari situlah mereka menyempatkan diri tiap hari berkutat di laboratorium kimia sekolah mereka dan akhirnya berhasil.
Proses pembuatan plastik dari kentang dan pembuatan kertas dari pelepah bambu ini ternyata tidak terlalu rumit dan bisa dilakukan di rumah. Kepada Warta Kota, tim ini sempat menunjukkan dan mempraktikkan cara pembuatannya di laboratorium kimia sekolah.
Proses pembuatan plastik kentang
Untuk membuat plastik dari kentang, beberapa kentang mentah dicuci bersih, lalu diparut hingga agak halus. Parutan kentang itu dicampur air secukupnya dan diulek agar lebih halus. Setelah itu, parutan kentang disaring untuk membuang airnya sehingga hanya tersisa endapan putih, yakni sari pati kentang.
Sari pati kentang ini lalu dicuci lagi dan kembali disaring. Tunggu hingga mengendap. Endapan berupa tepung pati kentang ini lalu dicampur HCL atau asam cuka atau cuka dapur, gliserin, dan air secukupnya. Lalu, campuran pati kentang, HCL, gliserin, dan air ini dipanaskan di atas api sedang selama 15 menit sambil terus diaduk. "Nanti hasilnya akan seperti gel berwarna putih," kata Ben.
Gel dari sari pati kentang ini lalu ditetesi NaOH (natrium hidroksida) atau soda api, setetes demi setetes, lalu dites dengan ditempelkan ke kertas lakmus warna pink. Jika kertas lakmus itu berubah warna menjadi merah, tetesan soda api harus ditambah. "Sampai kertas lakmusnya berwarna biru atau hijau," kata Ben.
Jika gel yang ditetesi NaOH saat dites di kertas lakmus warna pink berubah menjadi biru atau hijau, gel ini siap menjadi plastik. Gel lalu siap dibentuk atau dituang di cetakan dan dijemur selama beberapa jam atau paling lama sehari sampai mengering. Setelah mengering, gel itu berubah menjadi plastik bening.
Kertas dari bambu
Proses pembuatan kertas dari pelepah bambu juga cukup sederhana. Pelepah bambu atau kulit pembalut batang bambu dicuci dan dipotong kecil-kecil, lalu dicampur dengan NaOH (natrium hidroksida) atau soda api dan direbus di atas api sedang selama dua jam. Sambil direbus, potongan pelepah bambu itu diaduk dengan pengaduk kayu. "Kalau pakai pengaduk berbahan metal, akan timbul sifat korosif, soalnya kan ada NaOH-nya," kata Vilia.
Setelah dua jam direbus, potongan pelepah bambu kembali dibersihkan dan dicuci, lalu dicampur dengan lem kertas secukupnya sambil diblender hingga menjadi bubur kertas. Bubur kertas ini siap dicetak dengan screen dan dibiarkan mengering beberapa jam. "Setelah kering, tinggal diambil dari screen dan jadilah kertasnya," tutur Vilia.
Kertas buatan Vilia dan kawan-kawan ini nyaris sama dengan kertas hasil daur ulang. Kertas mereka berwarna coklat dan memiliki serat yang tebal. "Kami sedang cari cara untuk membuatnya berwarna putih. Mungkin dicampur dengan pemutih baju atau klorin," katanya. Selain membuat kertas dari pelepah bambu dan bioplastik dari kentang, mereka juga menawarkan pembuatan kertas dari alga merah atau ganggang laut. "Kami tahu dari literatur bahwa kandungan seratnya tepat buat dijadikan kertas," ujarnya. (bum)
 
Sumber :Warta Kota
Sumber :http://sains.kompas.com/read/2011/08/04/11464690/Siswa.SMA.Ciptakan.Plastik.dari.Kentang

Anjing "Ajaib" Bisa Menyala dalam Gelap



SNU Anjing kloning yang diberi nama Tegon bisa menyala dalam gelap karena rekayasa genetika.
KOMPAS.com — Anjing bernama Tegon punya kemampuan bersinar dalam gelap. Tegon adalah anjing kloning yang dihasilkan ilmuwan Korea Selatan untuk penelitian penyakit manusia, seperti alzheimer dan parkinson.
"Tegon bisa bersinar di bawah sinar ultraviolet jika diberi antibiotik doxycycline," ungkap Lee Byeong-chun, ketua tim peneliti dari Seoul National University (SNU).
Tegon yang lahir pada 2009 memang bukan anjing hasil kloning pertama yang dihasilkan SNU. Pada 2005 ada Snuppy, yang lahir dari uji coba 2.000 sel telur yang kemudian tumbuh menjadi 1.000 embrio. Dari jumlah itu, hanya satu ekor Snuppy yang dihasilkan.
Proses yang sama kemudian diimplementasikan untuk membuat Tegon, seekor anjing betina jenis beagle (anjing pemburu kecil). Bedanya, Tegon adalah anjing hasil kloning pertama yang bisa bersinar dalam gelap dengan sinar berwarna hijau. Uniknya lagi, sinarnya bisa dihidupmatikan jika Tegon diberi antibiotik tertentu melalui makanannya.
Kemampuan menghidupkan dan mematikan gen warna ini penting artinya dalam penelitian. Ilmuwan bisa memonitor efek suatu zat yang ditambahkan pada gen tersebut. Sebagai contoh, gen beta-amyloid diketahui sebagai penyebab kerusakan fungsi saraf dalam penyakit alzheimer. Dengan menghidupkan gen tersebut lalu memonitor fungsi saraf setelahnya, dapat menghasilkan petunjuk tentang perkembangan alzheimer.
"Pembuatan Tegon membuka wawasan baru mengingat injeksi gen yang dapat membuat anjing ini bersinar bisa digantikan dengan gen-gen penyebab penyakit-penyakit fatal pada manusia," kata Byeong-chun. Penelitian ini sengaja menggunakan anjing sebagai hewan percobaan karena terdapat sekitar 268 penyakit yang sama-sama bisa diidap oleh manusia dan anjing.
Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal internasional Genesis. Ilmuwan menghabiskan waktu selama lima tahun dan biaya penelitian sebesar 3,2 miliar won untuk membuat anjing dan melakukan berbagai uji coba yang diperlukan untuk keperluan verifikasi.(National Geographic Indonesia/Ni Ketut Susrini)
Sumber :National Geographic Indonesia

Teka-teki Orang Solomon Terpecahkan




Sean Myles Anak Solomon yang berkulit gelap dan berambut pirang.
STANFORD, KOMPAS.com - Penduduk Kepulauan Solomon di Pasifik memiliki ciri unik. Banyak dari mereka berkulit gelap dan berambut pirang. Hal ini membingungkan para ilmuwan dan menjadi teka-teki genetik.

Kini, ilmuwan berhasil memecahkan teka-teki tersebut. Dalam publikasi di jurnal Science pada Kamis (3/5/2012), ilmuwan mengungkapkan bahwa karakteristik tersebut muncul sebagai akibat mutasi sebuah gen.

Untuk menemukan hasil ini, peneliti mengoleksi air liur dari 43 orang Solomon berambut pirang dan 42 orang Solomon berambut gelap. Analisis genetik kemudian dilakukan.

Analisis mengungkap bahwa gen TRYP1 yang ada di kromosom 9 dari 23 kromosom yang ada menjadi penyebab dari fenotif rambut pirang. Mutasi dari gen ini mempengaruhi enzim yang berkaitan dengan pigmentasi pada orang Solomon.

Peneliti mengungkapkan bahwa mutasi ini tidak terjadi pada manusia Eropa, hanya di populasi Melanesia. Analisis dari 52 populasi manusia di dunia membuktikan hal ini.

"Karakter manusia berambut pirang muncul secara independen di area khatulistiwa Oceania. Ini cukup tak terduga dan mencengangkan," ungkap Eimer Kenny, peneliti dari Stanford University School of Medicine yang terlibat riset ini.

Menurut peneliti, seperti diuraikan Livescience, Kamis (3/5/2012), gen penyebab rambut pirang ini berbeda dengan gen penyebab mata biru yang muncul 6000 - 10.000 yang lalu.

Berdasarkan riset, proporsi orang berambut pirang di Solomon tak jauh berbeda dengan proporsi orang berambut pirang di Eropa. Sean Myles and Nicholas Timpson, rekan Kenny, mengungkapkan bahwa proporsinya mencapai 5-10 persen.
 
Sumber :LIVESCIENCE 
Sumber  :http://sains.kompas.com/read/2012/05/04/19405628/Teka-teki.Orang.Solomon.Terpecahkan

LIPI Tawarkan Teknologi Robotik untuk Logistik



LIPI LIPI
JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menawarkan teknologi robotik untuk operasi sistem distribusi komoditas guna mendukung implementasi sistem logistik nasional.

"Dengan sistem robot segalanya menjadi lebih cepat dan murah, karena lebih efisien dan efektif," kata Kepala Bidang Mekatronik LIPI Estiko Rijanto dalam seminar logistik internasional di Jakarta, Selasa.

Estiko mencontohkan, penggunaan teknologi canggih terbaru dalam sistem logistik China membuat harga komoditas di negara itu sangat murah dan bisa bersaing di tingkat global.

Sementara sistem logistik di Indonesia yang tak efisien, menurut Kepala LIPI Prof. Lukman Hakim, telah menyebabkan kesenjangan harga yang tidak wajar dan membuat komoditas impor lebih murah dibanding produk lokal.

"Contohnya, jeruk impor China lebih murah daripada harga jeruk dalam negeri. Bagaimana mungkin Indonesia bisa bersaing di pasar global maupun dalam negeri jika harga berbagai produknya mahal. Dan semua itu berawal dari sistem logistik yang tidak efisien," katanya.

Data statistik menunjukkan, biaya logistik di Indonesia termasuk yang tertinggi di ASEAN, yakni sebesar 27 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Idealnya biaya logistik di dalam negeri tidak melebihi 15 persen dari PDB.

Menteri Riset dan Teknologi Prof. Gusti Muhammad Hatta mengatakan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden No 26/2012 tentang cetak biru pengembangan sistem logistik nasional untuk menurunkan biaya logistik dan mengurangi ketidakpastian dalam kegiatan ekonomi.

"Yang perlu diperbaiki untuk menunjang berjalannya sistem ini yakni pembangunan infrastruktur, seperti pelabuhan laut internasional, jalan kereta api, bandara, jalan dan jembatan, hingga aspek lainnya seperti teknologi," katanya.

LIPI mendukung penerapan cetak biru tersebut dengan mengembangkan teknologi mekatronik serta teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai kebutuhan sistem logistik nasional.

Sumber : ANT
Sumber : http://sains.kompas.com/read/2012/05/08/20573517/LIPI.Tawarkan.Teknologi.Robotik.untuk.Logistik

Mahasiswa UB Malang Temukan Teknologi Biochar




KOMPAS.com/Yatimul Ainun DR Sukartono

MALANG, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa Program Doktoral Ilmu Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, DR Sukartono, berhasil menemukan teknologi Biochar. Pemanfaatan teknologi tersebut untuk membenahi persoalan kesuburan tanah di lahan kering berpasir.
Dengan ditemukannya Biochar, lahan kering berpasir bisa menjadi lahan potensial untuk menanam berbagai macam tanaman bernilai ekonomis
-- Sukartono
Temuan itu sudah diterapkan di lahan kering berpasir seluas 38.000 hektar di Kabupaten Lombok Utara. Menurut Sukartono, lahan kering dengan tipe tanah berpasir, memiliki faktor pembatas pertumbuhan tanaman.
Selain menyebabkan tanaman tidak tumbuh subur karena kekurangan air, tanah kering juga sangat rentan terhadap kekurangan unsur hara atau kandungan yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil seperti Besi (Fe), Mangaan (Mn), atau dalam jumlah makro, seperti Nitrogen (N).
"Dengan ditemukannya Biochar, lahan kering berpasir (dry land sandy soils) bisa menjadi lahan potensial untuk menanam berbagai macam tanaman bernilai ekonomis," jelasnya, Senin (30/4/2012).
Dengan menggunakan Biochar, sebuah bahan arang pembenah tanah, kesuburan tanah pada lahan kering dan berpasir bisa diperbaiki dan bisa menyuburkan untuk tanaman yang akan ditanam nantinya.
"Biochar lebih efektif digunakan, karena aplikasi Biochar mampu meningkatkan kandungan c-organik tanah khususnya pada lapisan 0-10cm. Disamping itu, aplikasi pada biochar lebih efektif digunakan karena pelapukan atau dekomposisinya sangat lambat dan bertahan lama dibandingkan dengan bahan organik segar seperti kompos dan pupuk kandang," jelasnya.
Biochar, beber Sukartono, merupakan bahan arang yang dibuat dari limbah pertanian organik, yang bisa berasal dari sisa-sisa penebangan kayu, tempurung kelapa, dan kotoran sapi. "Biochar dapat mempertahankan ketersediaan unsur hara dalam jangka waktu yang lebih lama," katanya.
Kelebihan menggunakan Biochar, jika pada pemupukan biasa, ketika tanah terkena air hujan, akan mudah terkikis. Namun kalau pakai Biochar tidak akan mudah terkikis. "Karena karena ada muatan negatif sehingga bisa mengikat unsur hara yang bermuatan positif," jelasnya.
Lebih rinci Sukartono menjelaskan, pembuatan Biochar terdiri dari bahan kulit kelapa atau batok kelapa yang sudah kering. Lalu, dibakar di dalam sebuah lubang dengan menggunakan pemanasan auto thermal."Batok atau kulit kelapa kemudian dipanaskan selama delapan jam, di dalam lubang berukuran 1 meter kali 1,5 meter kali 1 meter," katanya.
Setelah pembakaran akan dihasilkan material berwarna hitam yang terbentuk. "Setelah itu, material berwarna hitam itu didinginkan dengan cara dibungkus daun pisang selama 12 jam untuk mendapatkan arang," katanya.
Tahap ketiga, setelah proses pendinginan dilakukan, akan dihasilkan butiran-butiran partikel berukuran 1 mm, yang sudah disaring. Butiran-butiran tersebut yang menjadi Biochar, atau yang akan digunakan sebagai bahan penyubur tanah berpasir.
Dari hasil temuan penelitian kata Sukartono menuimpulkan, memberikan konfirmasi bahwa Biochar dan pupuk kandang merupakan pembenah organik yang bernilai untuk membenahi kesuburan tanah dan untuk produktivitas tanaman.

Sumber  :  http://sains.kompas.com/read/2012/05/01/08344181/Mahasiswa.UB.Malang.Temukan.Teknologi.Biochar

Gen Untuk Pil Kontrasepsi Pria



BBC Selama ini alat kontrasepsi bagi pria hanya kondom atau vasektomi.

EDINBURGH, KOMPAS.com - Para ilmuwan mengatakan mereka menemukan gen yang dapat digunakan untuk mengembangkan pil kontrasepsi baru bagi pria.

Eksperimen pada tikus menunjukkan gen yang disebut Katnal1, penting bagi perkembangan terakhir dalam proses produksi sperma.

Para peneliti dari Universitas Edinburgh, mengatakan obat yang mengganggu Katnal1 dapat dijadikan sebagai kontrasepsi.

Pakar kesuburan mengatakan obat semacam itu "jelas diperlukan." Kontrasepsi bagi pria saat ini hanya kondom atau vasektomi.

Para peneliti dari Kesehatan Reproduksi Universitas Edinburgh mengatakan mereka tengah menyelidiki penyebab kemandulan pada pria.

Mereka mengubah kode genetika pada tikus untuk melihat apakah binatang ini menjadi mandul.

Mereka kemudian meneliti mutasi yang menyebabkan kemandulan, yang membuka jalan ditemukannya Katnal1.

Kontrasepsi nonhormonal

Gen ini mengandung protein yang penting bagi sel-sel yang memproses sperma.

Tanpa protein ini, sperma tidak dapat berkembang penuh dan terbuang dari tubuh.

Para ilmuwan berharap mereka dapat melakukan hal serupa pada manusia untuk menghentikan perkembangan sperma tanpa menyebabkan kerusakan permanen.

Salah seorang peneliti, Dr Lee Smith, mengatakan, "Bila kami dapat mencari gen ini dalam testis, maka kami dapat mengembangkan kontrasepsi nonhormonal."

"Yang penting adalah obat seperti ini hanya mempengaruhi sel sperma dalam proses perkembangan akhir, dan tidak mengganggu tahap awal produksi sperma dan kemampuan pria secara keseluruhan untuk memproduksi sperma," kata Dr Smith.

Dr Allan Pacey, dosen senior andrologi di Universitas Shefffield mengatakan kontrasepsi nonhormonal diperlukan bagi pria dan telah lama diupayakan.

Ia menambahkan, "Kunci pengembangan kontrasepi nonhormonal bagi pria adalah sasaran molekul harus spesifik untuk sperma dan sel lain di buah zakar yang diperlukan dalam produksi sperma."

"Gen yang digambarkan dalam penelitian di Edinburgh ini dapat membuka jalan bagi kontrasepsi baru bagi pria, dan juga dapat mengangkat sejumlah masalah lain yang belum terungkap seperti sperma yang tidak berfungsi normal," tambahnya.
Sumber :BBC Indonesia
Sumber  : http://sains.kompas.com/read/2012/05/25/19201883/Gen.Untuk.Pil.Kontrasepsi.Pria

Mahasiswa Ciptakan Keran Hemat Air Wudu




Ilustrasi kran air bersih

SURABAYA, KOMPAS.com — Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surya Mahendra, bersama dua rekannya merancang keran hemat air, terutama untuk keran air wudu.
"Kalau dipakai keran air wudu bisa menghemat 1,5 liter air. Biasanya, setiap orang membutuhkan empat liter air wudu, tapi dengan keran itu hanya 2,5 liter," katanya di Surabaya, Rabu (2/5/2012).
Didampingi dosen pembimbing Suwito, ia menjelaskan, penghematan itu dapat dilakukan dengan menggunakan sensor dan alat otomatis yang disebut solenoid valve.
"Keran hemat air itu memang memakai baterai berdaya enam watt, tapi dalam kondisi tidak dipakai memakai 0,1 watt. Untuk pengganti baterai bisa menggunakan sel surya," kata mahasiswa semester VI itu.
Menurut dia, sel surya mampu menyerap energi 100 watt saat matahari bersinar terang dan bisa disimpan untuk kebutuhan malam hari.
"Yang jelas, saat merancang alat yang dapat dibuat dalam waktu satu jam itu karena saya sering menyaksikan keran wudu di masjid yang tidak dimatikan," katanya.

Dipuji Dahlan Iskan
Suwito mengatakan, keran hemat air itu sempat dipuji Menteri BUMN Dahlan Iskan saat berkunjung ke ITS pada 1 April 2012.
"Pak Dahlan Iskan memuji karena ajaran agama bahwa boros itu temannya setan sering kali sulit dipraktikkan, tapi ajaran agama untuk tidak boros itu akan terlaksana dengan keran hemat air. Jadi, teman-teman ITS bisa berdakwah lebih efektif," katanya.
Alat itu juga sempat dipamerkan dalam Expo ITS dan lokakarya bertema "Selamatkan Air Sekarang" beberapa waktu lalu.
"Insya Allah, kami akan mencoba untuk merealisasikan alat itu pada Masjid Manarul Ilmi ITS untuk menyemarakkan Hardiknas," katanya.
Lain halnya dengan alat rancangan mahasiswa Jurusan Elektro lainnya, yakni Maulana Djatikusuma. "Saya merancang alat deteksi kedalaman air banjir di kawasan tertentu," katanya.
Dengan alat itu, kata mahasiswa semester VI tersebut, kedalaman air banjir di wilayah tertentu dapat dihubungkan dengan traffic light untuk menampilkan kedalaman air banjir pascalampu merah itu.
"Kalau ketinggian air banjir melebihi ukuran ban mobil, maka seorang pengendara dapat membelokkan mobilnya untuk menghindarinya, sekaligus tidak menyebabkan mobilnya mogok yang akhirnya menimbulkan kemacetan panjang," katanya.
Hingga saat ini, alat yang dirancangnya itu masih memiliki radius deteksi 200 meter hingga satu kilometer. "Jadi, alat itu mirip early warning system yang mendeteksi cekungan kedalaman air," katanya.
Sumber :ANT
Sumber  : http://sains.kompas.com/read/2012/05/02/17424871/Mahasiswa.Ciptakan.Keran.Hemat.Air.Wudu

Thailand Kembangkan Durian Tanpa Bau dan Biji




KOMPAS/INGKI RINALDI Warga Korong Pasar Galombang, Nagari Kayu Tanam, Kabupaten Padangpariaman, Sumbar berjualan durian di Jalan Raya Padang-Bukittinggi, Selasa (9/8/2011). Musim durian yang sudah berlangsung beberapa pekan terakhir itu membuat sebagian besar warga beralih menjual durian yang ditawarkan pada kisaran Rp 20 ribu per buah.
UTTARADIT, KOMPAS.com - Provinsi Uttaradit di Thailand utara kini punya keunggulan baru. Wilayah itu kini melahirkan dua varietas baru durian yang tidak berbau maupun berbiji.
Gubernur Uttaradit Yothin Samutkhiri saat memperkenalkan kedua buah berduri itu pada Selasa (22/5/2012) menamai durian varietas baru itu dengan Longlaplae dan Linlaplae.
Durian-durian tersebut dikembangkan secara khusus dengan berat sekitar satu kilogram per buah. Bentuk buahnya juga sempurna. Samutkhiri mengumumkan Durian Fair di Kabupaten Laplae mulai 31 Mei hingga 3 Juni 2012. Ia mengatakan, musim kedua varietas baru durian itu akan dimulai pada Juni.

Provinsi Uttaradit dikenal memiliki kebun durian terbesar di Thailand utara dengan luas 27.000 rai atau lebih dari 10.600 hektar. Samutkhiri berharap wilayahnya dapat memproduksi sekitar 20.000 ton durian varietas baru tahun ini. Dengan begitu, pendapatan petani akan meningkat menjadi  minimal 900 juta Bath.
Selain durian segar, pameran tersebut juga akan menampilkan produk olahan, seperti keripik durian, pasta  durian, salad pedas durian atau somtam, juga hidangan-hidangan lokal yang beraneka.
Durian yang merupakan buah dari Asia itu awalnya dikenal secara luas karena baunya yang menyengat sehingga membuat tidak senang sebagian orang tidak menyukai buah itu.
Sumber :ANT
Sumber  : http://sains.kompas.com/read/2012/05/23/2001063/Thailand.Kembangkan.Durian.Tanpa.Bau.dan.Biji

Sel Kulit Berhasil Diubah Jadi Otot Jantung




BBC Ilustrasi : Ilmuwan mengubah sel kulit menjadi sel otot jantung.
HAIFA, KOMPAS.com — Ilmuwan Israel lewat eksperimennya berhasil mengubah sel kulit menjadi sel otot jantung. Hasil penelitian tersebut diharapkan bisa mengatasi masalah penderita gagal jantung.
"Apa yang baru dan mengagumkan dari penelitian kami adalah mungkin mengambil sel kulit dari orang tua dan menderita gagal jantung dan kemudian mengubahnya menjadi sel otot jantung yang sehat di cawan laboratorium yang ekuivalen dengan sel jantung saat dia lahir," kata Lior Gepstein dari Technion-Israel Institute of Technology di Haifa, Israel, yang memimpin riset tersebut.
Dengan pengembangan otot jantung dari jaringan milik pasien sendiri, masalah penolakan jaringan yang biasa dialami pada saat transplantasi organ bisa dicegah.
Dalam penelitian tersebut, ilmuwan mengambil jaringan kulit dari dua pria yang mengalami gagal jantung. Jaringan kulit ini diberi perlakuan untuk mendukung terapi sel punca.
Sel-sel yang dihasilkan dari jaringan kulit penderita menjadi identik dengan sel-sel otot jantung yang sehat. Ketika sel diujicobakan untuk transplantasi pada jantung tikus, sel-sel mulai membangun jaringan yang menyatu dengan jaringan otot jantung yang "alami".
Meski demikian, Gepstein mengatakan, studi lebih lanjut masih perlu dilakukan agar bisa menerapkan teknik ini pada manusia.
"Ini adalah area studi yang sangat menjanjikan. Namun, kita masih harus melangkah jauh sebelum penemuan ini bisa diaplikasikan di klinik," kata dr Mike Knapton dari British Heart Foundation, menanggapi hasil riset tersebut.
Sumber :BBC
Sumber  : http://sains.kompas.com/read/2012/05/23/23454876/Sel.Kulit.Berhasil.Diubah.Jadi.Otot.Jantung

Enjang Jusuf Mengembalikan Rumah Kuntul Kerbau




 
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Berawal dari tiga pasang anak kuntul kerbau, Enjang Yusuf (54) berhasil menyediakan tempat tinggal bagi ribuan burung yang mampu terbang hingga 4.000 kilometer ini. Kini, kuntul kerbau menjadi anggota keluarga tak terpisahkan dari masyarakat Kampung Cikole, Desa Margamulya, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. 
Bagi Enjang, kuntul kerbau (Bubulcus ibis) merupakan kenangan masa kecil yang tak pernah lekang dari memorinya. Pada tahun 1970-an, di Cikole ditemukan banyak sekali burung kuntul kerbau yang tinggal dan berkembang biak. Namun, sepuluh tahun kemudian pemandangan seperti itu lambat laun menghilang. Masyarakat setempat mulai jarang menemukan kuntul kerbau.
Perlakuan manusia terhadap alam rupanya menjadi penyebab. Banyaknya sawah yang ditaburi pestisida dan pupuk kimia membuat banyak kuntul kerbau mati. Sementara kuntul kerbau yang masih hidup sepertinya memilih pergi, mencari kawasan lain yang alamnya lebih bersahabat. Berbekal kenangan itu, Enjang bermimpi mengembalikan kuntul kerbau ke Cikole.
Enjang tidak hanya berhenti di mimpi. Mimpi itu membawanya tiba di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, tahun 1990-an. Di kawasan tersebut ternyata masih ditemukan banyak populasi kuntul kerbau. Namun, keberadaan burung tersebut mulai terancam akibat ulah sejumlah anggota masyarakat yang terus memburunya.
Enjang khawatir, apabila dibiarkan, akan semakin banyak kuntul kerbau yang mati. Dari Cibatu, dibawanya tiga pasang anak kuntul kerbau. Bersama Atang dan Ayi, warga Cikole lainnya, Enjang menyediakan tempat tinggal di rumpun bambu gombong dekat rumahnya bagi kuntul tersebut.
Seiring dengan perjalanan waktu, tidak sekadar menyediakan tempat tinggal, Enjang juga merawat kuntul kerbau yang terluka, baik akibat jatuh dari pohon maupun korban penembakan pemburu. Ia juga mengajak warga untuk melarang perusakan habitat hingga membunuh kuntul kerbau.
”Warga sering bersitegang dengan pemburu. Warga biasanya membunyikan beduk masjid jika ada pemburu yang ngotot. Bila beduk sudah dibunyikan, warga berkumpul dan siap mengusir pemburu itu,” katanya.
Fungsi konservasi
Kuntul kerbau adalah spesies berukuran kecil dari keluarga kuntul, yang selalu membentuk huruf S saat terbang. Panjang burung ini sekitar 50 sentimeter, dengan ciri khas bulu berwarna putih. Penamaan burung ini terkait keberadaannya yang sering ditemukan dekat kerbau di sawah.
Makanan utama burung ini adalah ikan kecil, katak, hingga serangga. Keberadaan kuntul kerbau banyak tersebar di Asia. Namun, burung ini juga dilaporkan pernah ditemukan di Eropa dan Amerika. Di Indonesia, kuntul kerbau berkembang biak di Jawa hingga Nusa Tenggara.
Ornitolog Universitas Padjadjaran Bandung, Johan Iskandar, memasukkan kuntul kerbau sebagai burung yang ampuh mengontrol ekosistem sawah. Selain kuntul kerbau, burung lainnya adalah walet (Collocalia spp), kapinis (Hirundo tahitica), jalak kerbau (Acridotheres javanicus), dan jalak suren (Strurnus contra).
Enjang mengatakan, keberadaan kuntul kerbau memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dalam 22 tahun terakhir ini. Kebiasaan kuntul memakan serangga membuat sawah di sekitar Cikole bebas hama wereng atau penggerek batang. Warga pun yakin, tikus takut berkeliaran apabila kuntul kerbau ada di sekitar sawah.
”Dulu, saat kuntul kerbau tidak ada, banyak hama wereng dan tikus menyerang sawah warga,” katanya.
Kuntul kerbau juga membuat warga Kampung Cikole perlahan mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Warga khawatir, pupuk dan pestisida kimia akan membunuh dan meracuni kuntul kerbau lagi. Warga kini banyak memilih pupuk dan pestisida alami yang tidak berbahaya.
Tidak hanya itu, warga juga enggan menebang rumpun bambu yang menjadi tempat tinggal kuntul kerbau. Hal itu berbuah manis karena keberadaan rumpun bambu ternyata ampuh menyimpan air. Salah satunya, menyediakan air bagi mata air Curug Ama. Jarak Curug Ama hanya sekitar 100 meter dari rumpun bambu tempat tinggal kuntul kerbau.
”Tahun lalu, saat musim kemarau terjadi selama delapan bulan, kami tidak kesulitan air. Mata air Curug Ama sama sekali tidak kering,” tambah Enjang.
Butuh peraturan daerah
Atas jasanya mengembalikan habitat kuntul, Enjang mendapat penghargaan Masyarakat Peduli Lingkungan dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat tahun 2010. Berbagai instansi pemerintahan dari Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Bandung pun kerap berkunjung dan bertanya soal kiat keberhasilan menangkarkan kuntul kerbau.
Berbagai tawaran bantuan dijanjikan meski belum ada satu pun yang direalisasikan. Salah satunya, kebutuhan tempat perawatan kuntul kerbau yang sakit atau terluka. Saat ini, kuntul kerbau yang sakit atau terluka hanya dirawat seadanya di kandang ayam atau rumah warga. Meski cara itu sering kali berhasil, Enjang berpendapat, akan lebih baik jika ada tempat perawatan yang lebih layak.
Selain itu, ia juga berharap, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya membuat peraturan daerah terkait keberadaan kuntul kerbau dan hewan predator alami lainnya. Tujuannya, menjamin kehidupan kuntul kerbau yang kerap bersinggungan dengan para pemburu.
”Hukuman tegas harus diberikan kepada semua orang yang dengan sengaja membunuh kuntul kerbau. Membunuh kuntul kerbau sama saja dengan mematikan banyaknya manfaat yang diberikannya kepada kami,” lanjutnya.
Sumber : http://sains.kompas.com/read/2012/05/25/12113462/Enjang.Jusuf.Mengembalikan.Rumah.Kuntul.Kerbau
 

Thursday, May 24, 2012

Transit Venus, Sekali Seumur Hidup
Yunanto Wiji Utomo | Hertanto Soebijoto | Kamis, 24 Mei 2012 | 06:24 WIB
Dibaca: 23948
|
Share:
NASA Transit Venus 8 Juni 2004

JAKARTA, KOMPAS.com — Fenomena astronomi langka, Transit Venus, akan terjadi pada Rabu, 6 Juni 2012.

Secara sederhana, fenomena Transit Venus adalah mampirnya Planet Venus di permukaan Matahari. Venus berada di antara Matahari dan Bumi. Karena piringan Venus kecil, maka saat transit, planet kedua terdekat dari Tata Surya ini akan tampak sebagai bintik hitam yang bergerak di permukaan matahari.

Fenomena ini terakhir terjadi pada tahun 2004 lalu. Periode terjadinya fenomena ini adalah 8, 121, 5, 8, dan 105,5 tahun. Setelah tahun ini, Transit Venus baru akan terjadi tahun 2117. Maka dari itu, pantaslah bila fenomena ini disebut sekali seumur hidup.

Pada 6 Juni nanti, transit akan terjadi sekitar pukul 05.14 hingga 11.50 WIB. Fenomena ini hanya bisa diamati dengan teleskop. Komunitas astronom amatir di beberapa kota di Indonesia, seperti Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung berencana mengajak publik menikmatinya.

Wilayah Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat hanya berkesempatan melihat sebagian proses transit. Sementara itu, wilayah seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua berkesempatan melihat proses transit dari awal hingga akhir.

Merayakan akan datangnya fenomena langka ini, Kompas.com menyelenggarakan obrolan ringan SCIENCE INSIGHTS dengan tema "Transit Venus". Acara akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal : Senin, 28 Mei 2012
Tempat          : @ America, Pacific Place Lantai 3, Jakarta
Waktu           : 10.30-14.30 WIB

Pembicara dari kalangan astronom amatir dan profesional, hingga Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan berbagi dalam acara tersebut. Para pembicara adalah:

1. Sten Odenwald dari NASA
2. Muhammad Rayhan dari Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ)
3. Taufik Hidayat, peneliti planet ekstrasolar dari Departemen Astronomi, Institut Teknologi Bandung.
4. Avivah Yamani dari Langitselatan
5. Premna W Premadi, kosmolog dari Departemen Astronomi, Institut Teknologi Bandung

Tak hanya berbicara tentang Transit Venus, para pembicara juga akan mengajak hadirin untuk mengenal astronomi lebih jauh. Isu tentang pencarian planet layak huni, makhluk hidup di luar Bumi, hingga semesta dan penciptaannya akan dibicarakan.

Acara terbuka bagi siapa pun yang berminat. Ikuti diskusinya, Senin, 28 Mei 2012 di @ America dan amati fenomenanya pada 6 Juni 2012. Ayo rayakan keindahan fenomena astronomi sekaligus anugerah Sang Maha Pencipta.
Mengintip Semesta Lewat Transit Venus

NASA Transit Venus

JAKARTA, KOMPAS.com - Transit Venus menjadi fenomena astronomi yang paling dinanti di seluruh dunia tahun ini. Fenomena langka ini akan terjadi pada 6 Juni 2012 mulai pukul 05.14 hingga 11.50 WIB.
Transit Venus istimewa karena sangat langka. Periode terjadinya fenomena ini adalah dengan urutan 8, 121, 5, 8, dan 105,5 tahun.
Terakhir kali, fenomena ini terjadi tahun 2004. Tahun ini kebetulan memasuki periode 8 tahun sehingga Transit Venus akan kembali terjadi tahun 2012. Setelah tahun ini, fenomena ini akan terjadi 105,5 tahun kemudian yakni tahun 2117.
Selain istimewa karena langka, Transit Venus juga istimewa karena bisa menjadi jendela untuk mengintip alam semesta.
Beberapa hal tentang semesta yang bisa disinggung lewat Transit Venus adalah penentuan jarak antarplanet serta planet dan bintangnya serta upaya penemuan planet ekstrasurya.
Upaya pencarian planet ekstrasurya adalah isu terkini dalam astronomi. Dengan Transit Venus, ilmuwan bisa berlatih mengkonfirmasi keberadaan suatu planet dengan metode transit.
Metode transit pada dasarnya adalah cara deteksi planet dengan melihat peredupan cahaya bintang ketika ada planet yang melintas di mukanya.
Di luar soal yang mengawang-awang, Transit Venus bisa mengajak publik untuk mengenal keindahan semesta dan fenomenanya.
Publik bisa memahami isu-isu terkini tentang astronomi seperti planet ekstrasurya, makhluk hidup di luar Bumi dan sebagainya.
Lebih mendasar, publik bisa mendapatkan insights tentang bagaimana semesta tercipta dan mengapa manusia harus memahaminya.

Sunday, May 20, 2012

Robot Akan Gantikan Peran PRT?




KOMPAS.com
Robot HERB hasil rancangan para programer robot di Carnegie Mellon University (CMU), Pittsburgh, ketika diperlihatkan kepada wartawan, Rabu (16/5/2012).
PITTSBURGH, KOMPAS.com — Pada suatu ketika di masa depan, semua pekerjaan rumah tangga seperti  mempersiapkan makanan dan bersih-bersih rumah, yang selama ini untuk sebagian orang di Tanah Air diserah ke pekerja rumah tangga (PRT), boleh jadi akan ditangani robot. Orang-orang tua yang tinggal sendiri atau punya keterbatasan fisik, bisa menggunakan jasa robot-robot semacam ini. Orang-orang sibuk yang tidak punya PRT juga bisa mengandalkan robot-robot seperti ini.

Hal itu sepertinya tidak terlampau futuristik karena sejumlah programer robot di Carnegie Mellon University (CMU) di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, telah menciptakannya meski masih harus dikembangkan agar benar-benar siap pakai. Proyek tersebut mendapat sokongan dari Intel Science and Technology Center.

Robot yang diberi nama HERB, singkatan dari Home Exploring Robotics Butler, itu diperlihatkan kepada puluhan wartawan dari berbagai negara, termasuk Kompas.com, di Kampus CMU, di Pittsburgh, Rabu (16/5/2012). Ketika itu, HERB yang ditempatkan di dapur mendemonstrasikan kebolehannya memasukan makanan beku ke dalam microwave, memanaskan makanan itu, lalu mengeluarkannya, kemudian menyerahkan kepada orang di sekitarnya.

Pihak Intel dan CMU menyatakan, tugas-tugas pelayanan semacam itulah yang mereka bayangkan bisa dilakukan robot-robot seperti HERB dalam kehidupan sehari-hari di masa datang.

Robot itu, yang biaya pembuatannya hampir setengah juta dollar AS, dikembangkan bersama oleh Intel dan Quality of Life Technologies di CMU di Personal Robotics Lab universitas tersebut. Laboratorium itu berfokus pada pengembangan algoritma yang memungkinkan robot seperti HERB mampu melakukan tugas-tugas yang menuntut dan rumit dalam kondisi lingkungan tempat tinggal manusia yang tidak pasti dan berantakan seperti rumah dan kantor.

HERB menggunakan enam komputer multi-core berserta sejumlah sensor guna mengerjakan berbagai pekerjaan di sekitar dapur itu. Untuk menyelesaikan tugasnya, seperti bagaimana menggunakan microwave, HERB menggunakan laser-laser yang berputar. Hal itu membantunya dalam membangun model tiga dimensi dari lingkungan sekitarnya. Robot itu juga punya sejumlah kamera untuk mengenali obyek dan dua lengan untuk melakukan aksinya. Lengan-lengannya memiliki sensor, yang memungkinkannya mengetahui lingkungan sekitar. Sensor-sensor itu membantu robot itu tahu di mana suatu benda berada.

Dengan begitu, robot tersebut dapat bekerja dengan aman di samping manusia dan melakukan navigasi di dapur atau lingkungan lain, seperti kantor, yang dirancang untuk manusia.

Walau sangat menjanjikan, robot itu masih perlu banyak sentuhan. Ketika melakukan demo tersebut, HERB cukup lama menggapai-gapai kotak makan beku di atas meja dapur untuk dimasukkan ke dalam microwave.


Sumber : http://sains.kompas.com/read/2012/05/18/04004988/Robot.Akan.Gantikan.Peran.PRT.

Lembah Emas yang Dihuni sejak Zaman Megalitikum

 


KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Pulau Sumatera dalam bahasa Sanskerta disebut sebagai Svarnadwipa yang berarti Pulau Emas. Jejak kekayaan emas di Pulau Sumatera bisa dijumpai di sejumlah aliran sungai yang berhulu di Bukit Barisan, seperti Sungai Bangko di Desa Muara Bangko, Kecamatan Ranto Baek, Mandailing Natal, Sumatera Utara, Selasa (21/2).
KOMPAS.com — Lembah-lembah yang menghampar di sepanjang Bukit Barisan telah lama dikenal kesuburannya. Lembah ini sambung-menyambung seolah membuat garis memanjang membelah Pulau Sumatera.
Dimulai dari Lembah Semangko di Lampung, menyambung ke Suoh, Kepahiang, Ketahun, Kerinci, Muaralabuh, Singkarak, Maninjau, Rokan Kiri, Batang Gadis, Angkola, Alas, Tangse, Seulimeum, hingga Banda Aceh.
Dikelilingi gunung-gunung api tua, 11 di antaranya masih aktif, lembah-lembah ini merupakan tempat mengendapnya abu vulkanis yang kaya unsur hara. Air berlimpah dan sebagian terbendung dalam cekungan yang terbentuk akibat gerakan tanah ataupun karena letusan gunung api purba.
Danau-danau pun tercipta; lima danau di Suoh dan Danau Ranau (Lampung), Danau Kerinci (Jambi), Danau Singkarak, Danau Diatas, dan Danau Dibawah (Sumatera Barat), Danau Toba (Sumatera Utara), serta Danau Laut Tawar (Aceh).
Deretan lembah itu juga kaya dengan air panas alami dan menyimpan energi panas bumi. Berdasarkan hasil penelitian F Junghun (1854), USGS menyebutkan, sedikitnya terdapat 23 sumber air panas di sepanjang lembah Bukit Barisan yang berpotensi menghasilkan energi panas bumi. Survei yang dilakukan Geothermal Energy New Zealand Ltd pada 1986 bahkan menemukan 37 sumber air panas.
Tak hanya itu. Berimpit dengan deretan lembah, mengular "sabuk emas" yang memasyhurkan Sumatera sebagai Svarnadwipa. Kata dari bahasa Sanskerta itu berarti "Pulau Emas" seperti tertera dalam Prasasti Nalanda yang dipahat pada tahun 860 Masehi.
William Marsden, dalam bukunya, History of Sumatera (1783), menyebutkan, Sumatera pernah diduga sebagai Ophir, tempat armada Solomon (Sulaiman) mengambil muatan emas dan gading. Meski dugaan tentang Ophir menurut Marsden tak berdasar, pulau ini memang penghasil emas tiada tara.
Logam mulia ini, terutama ditemukan di kawasan tengah pulau di sepanjang Bukit Barisan seperti di Martabe, Bangko, Rawas, Lebong, dan Natal. Minangkabau dianggap sebagai daerah terkaya sehingga Belanda banyak mendirikan loji di Padang.
Menurut Marsden, di daerah Minangkabau saja terdapat tidak kurang dari 1.200 lokasi tambang emas.
"Sebanyak 283.000 gram-399.600 gram setiap tahun tersimpan di Padang, di pasar bebas, atau di tangan perseorangan. Sementara itu, kira-kira 28.000 gram dipasarkan di Nalabu, di Natal kira-kira sebanyak 23.000 gram, dan di Mukomuko 17.000 gram," tulis Marsden.
TM Van Leuwen memberikan gambaran lebih komplet soal produksi logam mulia dari Sumatera. Dalam tulisannya di Journal of Geochemical Exploration, edisi ke-50, 1994, dia memperkirakan, total emas yang dikeruk dari Sumatera sejak eksplorasi Belanda hingga 1994 mencapai 91 ton dan perak sebanyak 937 ton.
Jauh sebelum Belanda datang dan mengeruk emas dari Sumatera, perdagangan emas dari pulau ini sudah berlangsung lama. Dalam buku Barus Seribu Tahun yang Lalu (2003), Marie-France Dupoizat dan Daniel Perret menyebutkan, pengelana Tome Pires pada awal abad ke-16 mencatat bahwa emas diperdagangkan di seluruh pelabuhan di Sumatera, terutama di Barus.
Pelabuhan tua di pantai barat Sumatera Utara ini telah disebutkan dalam karya Ptolomeus, Geographia, yang ditulis pada abad ke-2 Masehi.
Selain mencari kapur barus, para pedagang dari berbagai negara juga memburu emas yang banyak diperdagangkan pribumi di pelabuhan ini. Logam mulia ini diduga dibawa dari sungai-sungai yang berhulu di sekitar Bukit Barisan.
Dengan segenap kelimpahan daya hidup, tak mengherankan jika lembah-lembah ini telah lama menarik manusia untuk menetap di sana. Jejak kebudayaan batu besar atau megalitikum yang tersebar luas di sepanjang lembah ini menjadi bukti bahwa manusia purba telah bermukim di sana.
Arkeolog dari Balai Arkeologi Palembang, Tri Marhaeni S Budisantosa, mengatakan, temuan megalitik di Pulau Sumatera kebanyakan tersebar di lembah-lembah sepanjang Bukit Barisan, mulai dari Liwa di Lampung hingga di sekitar Kerinci di Jambi.
"Misalnya, megalitik di Kerinci dan Merangin ditemukan sejajar dengan Bukit Barisan sepanjang 80 km," katanya.
Di wilayah tersebut telah ditemukan 21 megalitik berbentuk silinder, serta satu buah megalitik berbentuk bulat. Selain itu, ditemukan juga enam kompleks kubur tempayan. "Mereka memilih daerah ini, terutama karena tanahnya subur, cocok buat bercocok tanam."
Banyaknya batuan andesit, jenis batuan vulkanik, yang merupakan bahan baku megalitik, turut mendukung tumbuh suburnya kebudayaan tua ini di sekitar lembah Kerinci dan Merangin. Selain itu, dataran tinggi yang dikepung perbukitan ini juga sangat cocok untuk mengembangkan sistem keyakinan mereka. Para pendukung kebudayaan megalitik ini percaya, gunung-gunung tinggi merupakan tempat bersemayam arwah nenek moyang.
Budi Wiyana, sejawat Budi di Balai Arkeologi Palembang, juga menyebutkan alasan yang sama dengan ditemukannya sebaran situs megalitik di Lahat dan Pagar Alam, Sumatera Selatan.
"Manusia menghuni daerah ini karena subur, dan alasan praktis lain seperti dekat dengan sumber air yang melimpah dan bahan baku batuan beku andesit," kata Budi Wiyana.
Menurut Budi, tradisi megalitik yang ditemukan di kawasan ini sangat lengkap, mulai dari dolmen, menhir, arca, arca menhir, teras berundak, lumpang batu, batu dakon, dan batu datar. Berbagai peninggalan megalitik ini membuktikan bahwa kawasan itu telah dihuni manusia setidaknya sejak 2.500 tahun sebelum Masehi.
Siang itu, Budi menunjukkan deretan batu-batu besar berbentuk meja (dolmen) yang bergeletakan di persawahan menghijau di Tegurwangi, Pagar Alam. Di dekatnya terdapat empat batu besar berukir yang masing-masing mengggambarkan orang tengah mengendarai gajah.
Selain menunjukkan kemajuan budaya saat itu, berupa kemampuan menjinakkan gajah, batu berukir juga membuktikan bahwa masyarakat zaman itu sudah mengenal pengecoran logam. "Untuk membuat ukiran di batu itu, hampir dipastikan menggunakan logam," jelas Budi.
Batu-batu raksasa juga ditemukan di rimbun perkebunan kopi milik Robinson (64) di Desa Tanjung Batu, Keca Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat. Batu dolmen berukuran panjang sekitar 2 meter dan lebar 1 meter itu ditumpukkan di atas batu-batu kecil di keempat sudutnya.
Di Desa Pajarbulan, Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, peninggalan megalitik ditemukan di pekarangan belakang rumah warga. Batuan ini biasa disebut warga sebagai batu tiang enam. Arkeolog menyebutnya batu tetralit.
Kegunaan tetralit masih menjadi perdebatan para ahli. "Beberapa ahli berpendapat, tetralit merupakan landasan atau umpak tiang rumah," kata Budi. Pendapat ini muncul karena di ujung atas tiang batu itu ada semacam cerukan yang diperkirakan untuk meletakkan tiang rumah. (Tim Penulis Ekspedisi Cincin Api Kompas)
Ikuti Ekspedisi Cincin Api Kompas di http://www.cincinapi.com
Sumber :  http://sains.kompas.com/read/2012/05/15/22173488/Lembah.Emas.yang.Dihuni.sejak.Zaman.Megalitikum

Temuan Kalender Maya Ungkap Rahasia Kiamat

David Stuart Kalender Maya

MEXICO CITY, KOMPAS.com — Arkeolog berhasil menemukan kalender suku Maya di sebuah kota tua zaman Maya yang telah runtuh, berlokasi di hutan hujan tropis Guatemala.

Kalender yang tertulis dalam huruf paku tersebut ditemukan bersama mural raja dan pembantunya. Sepertinya, kalender yang ditemukan telah menjadi rujukan bagi para astronom dan matematikawan sekitar tahun 800 Masehi.

Yang paling menarik, kalender ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa dunia akan kiamat pada akhir tahun 2012.

"Kalender Maya akan terus berjalan hingga miliaran, triliunan, dan oktilion tahun di masa depan," kata David Stuart dari University of Texas yang ikut dalam penelitian ini.

Kalender tersebut ditemukan pada ruang berukuran sekitar 2 x 2 meter, pada tembok bagian timur ruangan.

Kalender yang ditemukan menunjukkan beberapa macam siklus kalender, seperti kalender perayaan 260 hari, kalender Matahari 365 hari, kalender siklus planet Venus 584 hari, dan kalender siklus Mars 780 hari.

Sementara itu, pada tembok bagian utara ruangan terdapat kalender Maya dan perhitungan tentang Bulan, Matahari, dan mungkin Venus dan Mars. Di sana, terdapat petunjuk bahwa waktu masih akan berlangsung hingga 7.000-an tahun di masa depan.

"Mengapa mereka sampai pada tahun angka tersebut jika memang dunia akan berakhir pada tahun ini," kata Anthony Aveni dari Colgate University di New York, pakar astronomi suku Maya, seperti dikutip Daily Mail, Kamis (10/5/2012).

Sebelumnya, dalam kalender Maya dikenal periode 400 tahun yang disebut baktun. Pada 21 Desember 2012 diperkirakan 13 baktun telah terlalui. Dan, inilah yang menjadi penyebab beredarnya rumor kiamat pada hari itu.

Namun, menurut Stuart, setelah 13 baktun, yang terjadi hanyalah menuju ke siklus yang baru. Penemuan kalender Maya kali ini memberikan dukungan akan hal tersebut.

"Ada lebih banyak lagi yang ada di kalender Maya ini daripada hanya 13 baktun," kata Stuart, seperti dikutip Space, Kamis lalu.

Ada 24 unit waktu yang bisa terkait dengan kalender ini. Sementara itu, hanya lima yang ditemukan, dan itu pun sangat panjang waktunya. Tercatat pula bahwa kalender Maya ini mencapai 17 baktun.

Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Science, Jumat (11/5/2012).

Kompleks tempat kalender dan mural ditemukan disebut Xultun. Meski ditemukan sejak 1915, baru 0,1 persen dari kompleks ini yang tereksplorasi.

Temuan kalender dan mural kali ini tergolong penemuan besar. Ini menunjukkan keahlian bangsa Maya dalam matematika dan astronomi. Sekaligus, menggambarkan aktivitas raja dan para ahli di masa Maya.

Sumber : Space, Daily Mail
Sumber :  http://sains.kompas.com/read/2012/05/14/10224375/Temuan.Kalender.Maya.Ungkap.Rahasia.Kiamat

Gadis Pintar Tanpa Rambut dan Alis Terancam Putus Sekolah

KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Doratea (Kanan), Kristoforus (Kiri) Bersama Kedua Orang Tua Mereka, Senin (16/4/2012) lalu

KEFAMENANU, KOMPAS.com — Meski punya tubuh yang unik tanpa rambut bahkan alis, Doratea Abi (18), gadis asal Nunpene, Desa Oesena, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, sering menjadi juara kelas.
Namun, gadis yang sempat mengungkapkan cita-cita ingin menjadi wartawan itu terancam putus sekolah karena orangtuanya tidak punya biaya untuk membayar uang sekolahnya.
"Bapa dan mama menyuruh saya untuk berhenti sekolah karena tidak punya uang lagi, padahal tanggal 4 Juni 2012 nanti saya harus mengikuti ujian kenaikan kelas," kata Doratea belum lama ini.
Ia mengatakan, kondisi keuangan keluarganya pas-pasan karena pekerjaan ayahnya, Fransiskus Abi, dan ibunya, Susana Sena, sebagai penjual garam tidak bisa membantu keinginan kuatnya untuk terus bersekolah.
Meskipun begitu, hal itu tidak menjadikan penghalang baginya untuk tetap bersekolah. "Uang sudah tidak ada lagi kakak. Jadi, saya minta tolong, kalau ada kerja apa saja tolong informasikan untuk saya, biar saya bisa kerja karena yang penting saya bisa selesaikan sekolah sampai tamat," kata Doratea.
Doratea menambahkan, uang sekolahnya belum dibayar sejak bulan Maret sampai Juni, yakni sebanyak Rp 750.000 dan untuk uang surat pembuktian penyetoran (SPP) sebanyak Rp 700.000 belum dibayar sama sekali. Adapun uang sekolah sebelumnya dibayar dengan menggunakan beasiswa yang didapatnya.
"Sebelumnya pada semester I saya dapat beasiswa, jadi bisa membantu membayar uang sekolah. Tetapi pada semester sekarang belum dapat sehingga saya sempat meminta bantuan kepada teman-teman dan guru-guru," ungkap Doratea.
Sementara itu Fransiskus Abi mengatakan, dirinya terpaksa menyuruh anaknya berhenti sekolah karena usaha menjual garam yang dilakoninya sementara ini sepi pelanggan yang berakibat keuangan dalam rumah menurun drastis.
"Jangankan untuk membiayai sekolah anak, untuk makan sehari-hari saja kita sudah susah, jadi terpaksa saya menyuruh Doratea untuk berhenti sekolah," kata Abi.
Padahal, menurut Abi, anaknya Doratea, memiliki kelebihan khusus, yakni sering mendapat ranking I sejak SD sampai SMA.
"Prestasinya yang paling menonjol khusus dalam bidang studi Bahasa Indonesia dan Inggris. Padahal, kami orangtuanya buta huruf dan berpenghasilan pas-pasan," kata Abi.
Doratea pun sering mengikuti perlombaan mengarang dan pidato dalam bahasa Inggris di tingkat kabupaten dan sempat mendapat juara I dan III.
Diberitakan sebelumnya, selain Doratea, adiknya, Kristoforus Abi (12), juga mengalami keterbatasan fisik yang sama, yakni sejak lahir tidak memiliki rambut dan alis mata. Namun, mereka tetap bersekolah. Doratea saat ini duduk di kelas II sekolah menengah ekonomi atas (SMEA), sedangkan Kristoforus kelas VI SD.

Sumber :  http://regional.kompas.com/read/2012/05/20/10514692/Gadis.Pintar.Tanpa.Rambut.dan.Alis.Terancam.Putus.Sekolah

Jerman Tawarkan Peluang Ekspor Beras Organik


Sumber Berita : Sekretariat Jenderal

Jakarta . Pemerintah Jerman menawaran peluang ekspor di bidang pangan kepada Indonesia. Hal ini dikatakan Menteri Pertanian, Dr. Ir. Suswono, MMA saat mengadakan konferensi pers tentang hasil kunjungan kerjanya ke Berlin, Jerman dalam rangka menghadiri Global Forum for Food and Agriculture 2012 khususnya agenda International Agriculture Ministers Panel Discussion dan Berlin Agriculture Ministers Summit 2012 pada Selasa (20/1). Pada pertemuan ini, pemerintah Jerman membuka kesempatan bagi pengusaha Indonesia untuk mengekspor hasil pertanian organik khususnya beras organik serta produk pertanian tropik berupa buah  buahan organik sesuai dengan persyaratan yang berlaku di Jerman dan Uni Eropa,  kata Mentan. 

Menurut Mentan, kesempatan yang diberikan oleh pemerintah Jerman menjadi angin segar bagi pengusaha beras organik Indonesia dan akan di follow up oleh pemerintah Indonesia. Sebagaimana diketahui, selama ini, Indonesia memang sudah melakukan impor beras organiknya ke luar negeri seperti Amerika Serikat namun diakui Mentan, jumlahnya masih belum signifikan. 

Lebih lanjut, Mentan mengatakan bahwa pada kesempatan tersebut, dibahas juga tentang kebijakan pertanian di Jerman yang dianggap penting antara lain tentang pemberian bantuan pendapatan (income support) bagi petani sebesar Euro 300/ha/th, pemberian fasilitas kredit oleh Bank Pertanian dengan bunga yang lebih rendah serta bentuan pembiayaan untuk kegiatan  kegiatan khusus seperti pertanian organik. Di luar negeri, pemberian bantuan pertanian secara langsung bisa dilakukan karena pertaniannya sudah establish. Untuk Indonesia sendiri, bantuan langsung masih belum bisa diterapkan secara utuh karena kita belum memiliki data base para petani kita. Seperti yang kita ketahui, di wilayah Indonesia, kepemilikan tanah pertanian dapat berganti setiap tahunnya,  jelas Mentan.  
 
Sumber Berita : Sekretariat Jenderal
Sumber: Biro Umum dan Humas
Sumber:http://www.deptan.go.id/news/detailarsip.php?id=937

Alih Fungsi Lahan dan Rusaknya Irigasi Jadi Ancaman Pertanian di Pulau Jawa



Purwakarta - Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan menyebut dua hal yang masih menjadi penghambat pertanian di Pulau Jawa yaitu alih fungsi lahan dan rusaknya irigasi. Padahal selama ini, pembangunan pertanian khususnya peningkatan produksi padi masih terfokus di Pulau Jawa karena lahan di Pulau Jawa pada umumnya lebih subur dibanding di luar Pulau Jawa. "Jaringan irigasinya relatife lebih baik dan organisasinya sudah lebih mapan," jelasnya saat melakukan acara panen padi di Kecamatan Bungursari, Purwakarta beberapa waktu lalu.

Dikatakan Wamentan, rusaknya jaringan irigasi yang telah ada dan kurangnya pembangunan waduk dan jaringan irigasi yang baru menyebabkan menurunnya daya dukung infrastruktur terhadap peningkatan produksi dan produktivitas pertanian di Pulau Jawa.

Untuk itu, diperlukan rencana aksi yaitu meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk memperbaiki waduk, jaringan irigasi dan pemanfaatan air tanah dan air permukaan melalui pompanisasi serta melakukan koordinasi dengan pemda untuk membangun dan merehabilitasi jalan usaha tani dan jalan produksi.

Sementara itu, terkait dengan alih fungsi lahan, Wamentan mengatakan hingga saat ini Pulau Jawa mengalami penyusutan lahan yang cukup tinggi. "Alih fungsi ini ancaman yang sangat serius bagi keberlangsungan sektor pertanian. Salah satu provinsi yang alih fungsi lahan pertaniannya cukup tinggi yaitu Jawa Barat yang mencapai 3000 hektare per tahun. Padahal pemerintah sudah mengeluarkan regulasi untuk mengatasi persoalan itu. Akan tetapi pada kenyataannya payung hukum tersebut, belum mampu membendung arus alih fungsi," katanya.

Lebih lanjut dikatakan Wamentan, saat ini tren alih fungsi mengalami perubahan. Jika dulu lahan sawah diubah fungsinya menjadi pemukiman atau  lahan industri, saat ini berubah menjadi fasilitas khusus dan fasilitas umum serta area perkebunan. Seperti yang terjadi di Banten dan Sumedang, dimana lahan sawah berubah menjadi perkebunan sawit.

Menurut Wamentan, seharusnya lahan itu tetap dipertahankan sebagaimana fungsinya. Pulau Jawa, berdasarkan acuannya, lahan sawahnya harus dilindungi dan tidak boleh beralih fungsi lagi. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketersediaan bahan pangan terutama beras secara nasional apalagi Kementerian Pertanian telah menargetkan bahwa pada 2014 mendatang, Indonesia harus surplus beras 10 juta ton. "2014 mendatang, Indonesia harus surplus beras 10 juta ton. Untuk itu jika tidak didukung oleh semua pihak, beban ini sangat berat," ujarnya.

Untuk itu, secara khusus Wamentan meminta supaya setiap kepala daerah berkomitmen untuk mempertahankan sawah pertanian, termasuk Purwakarta, meskipun luasan sawahnya sedikit namun harus tetap dilindungi. Bila perlu, petani yang bisa mempertahankan sawahnya diberi insentif.
 
Sumber Berita : Sekretariat Jenderal
Sumber: Biro Umum dan Humas
Sumber :  http://www.deptan.go.id/news/detailarsip.php?id=97

Demi Kesuburan Tanah, Gunakan Pupuk Organik!


Update Tanggal : 14-May-2012, 13:29:17
SUBANG - Kementrian Pertanian menyerukan agar para petani berupaya mengembalikan lahan-lahan yang miskin hara dengan mengupayakan penggunaan pupuk organik. Sebab, pemupukan dengan pupuk kimia dalam jangka waktu panjang mengakibatkan tanah menjadi miskin unsur hara.Penggunaan pupuk organik di Subang telah terbukti meningkatkan produksi pertanian. Melalui pola pemupukan yang tepat telah meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan penyakit dengan peningkatan hasil produksi mencapai 30%. Salah satunya pupuk organik cair gremont. Untuk mendukung hal itu menurut Menteri Pertanian, Suswono Kementerian Pertanian akan memberikan subsidi untuk pupuk organik dalam jumlah yang cukup besar. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertanian, Suswono pada kesempatan Panen Raya Padi di Desa Karanganyar Kecamatan Pusakajaya Kabupaten Subang Jawa Barat, Sabtu siang (12/5). Acara panen raya juga dihadiri Plt Bupati Subang Ojang Sohandi, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron, Dirjen Tanaman Pangan, Udhoro Kasih Anggoro, Dirut Sang Hyang Sri Edi Budiono, Kadis Pertanian Jabar Endang Suhendar, Ketua KTNA Winarno Tohir, dan para pejabat Pemkab Subang. Hasil Panen petani yang menggunakan pupuk organik cair gremont di Wiilayah Subang meningkat hingga 30% atau rata-rata 10,5 ton per hektar. Selain itu juga untuk meningkatkan priduksi pertanian akan membudayakan penggunaan bibit hibrida kepada petani. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian dalam rangka menyukseskan surplus beras pada tahun 2014. Menteri Pertanian RI Suswono juga berjanji akan mengupayakan agar pembangunan sodetan untuk memenuhi kebutuhan air lahan sawah di wilayah Pantai Utara (pantura) Kabupaten Subang bisa dilaksanakan secepatnya. Sebab selama ini sebagian wilayah pantura terlambat mendapat pasokan air karena aliran air dari jatiluhur mengalir ke Indramayu terlebih dulu, baru terakhir ke Subang. Dengan demikian keberadaan sodetan bisa mempercepat pasokan air ke ribuan hektare sawah tersebar di empat kecamatan wilayah pantura. Mentan mengatakan berdasarkan informasi yang diperolehnya luas areal sawah di beberapa kecamatan Kabupaten Subang selama ini kebagian pasokan air irigasi paling akhir. Kondisi itu membuat waktu tanam menjadi mundur setiap tahunnya. Penyebabnya aliran air dari Jatiluhur mengalirnya ke Indramayu terlebih dulu, setelah itu baru masuk wilayah Subang utara. "Buat mengatasi ini, nanti akan dibuat sodetan. Supaya petani bisa melakukan tanam serentak. Sebab selama ini mereka kebagian sisanya, paling akhir. Bapak presiden sudah memerintahkan buat sodetan, tentunya segera ditindak lanjut PU. Jadi kalau sudah ada sodetan, air dari jatiluhur bisa langsung ke Subang," katanya. Selain panen, kunjungan kerja Menteri Pertanian tersebut diisi dialog dengan para petani guna mendengar berbagai masukan dan keluhan yang dihadapi para petani. Plt. Bupati Subang, Ojang Sohandi, dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran Menteri Pertanian pada Acara Panen Raya adalah kebangaan bagi Subang sebagai wilayah salah satu sentra penghasil beras terbesar di Jawa Barat ataupun Indonesia. Sekaligus sebagai kabupaten yang 70% warganya berprofesi petani. Ditahun 2012, lanjut Plt. Bupati, Jawa Barat mendapat kuota produksi sebesar 1.000.100 (satu juta seratus) ton. Untuk memenuhi kuota tersebut, diakui banyak tantangan yang dihadapi. Diantaranya ialah kekurangan tenaga penyuluh pertanian. "Karena kurangnya sampai 1 tenaga penyuluh yang PNS membawahi sampai 5 desa. Untuk itu Mengharapkan dalam rekrutmen CPNS mengutamakan tenaga penyuluh pertanian," harap Plt. Bupati. Kemudian tantangan infrastruktur yang kurang rapi. Akibatnya menjatuhkan harga hasil panen produksi petani sampai Rp 6 - 7 juta per hektar. Mengenai tekad pemerintah dalam mempertahankan areal pertanian, diharapkan pemerintah bisa memberikan dana konpensasi penghasil produksi beras. Wakil Ketua Komis IV DPR RI, Herman Khaeron meyampaikan sebagai wakil rakyat berusaha memberikan perlindungan dan pemberdayaan petani Indonesia dengan menyusun RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Bagi wakil rakyat, kata Herman, perlindungan kepada petani adalah kewajiban pemerintah. Pihaknya merasakan masih banyak petani yang kesulitan mendapatkan kredit dan menghadapi resiko lainnya. Untuk Ketahanan Pangan disusun pula UU Lahan berkelanjutan untuk menghadapi pertumbuhan ekonomi yang mengikis lahan pertanian. Herman berharap bisa ditindaklanjuti oleh pihak Pemerintah Daerah dengan menyusun Perda yang mendukung pada lahan pertanian berkelanjutan.
Sumber Berita : Tim Media
Sumber :http://www.deptan.go.id/news/detailarsip.php?id=979

Teknologi Surjan dan Tukungan Solusi Budidaya Jeruk Di Rawa Pasang Surut


Jeruk Siam Banjar

Info Aktual
(hms/04 Mei 2012)
Lahan rawa pasang surut terdiri dari empat tipologi lahan (Lahan potensial, sulfat masam, gambut dan Salin), dengan empat tipe luapan air yang masing-masing tipologi dan kombinasinya dengan tipe luapan mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda, sehingga pengelolaannyapun menjadi berbeda.
Tanaman jeruk sepertihalnya sifat tanaman lainnya akan tumbuh baik dan berproduksi tinggi jika diberikan lingkungan tumbuh yang sesuai, diantaranya tanahnya subur, cukup air, intensitas sinar matahari cukup dan diberikan perlakuan dan pemeliharaan yang baik. Untuk mengkondisikan lahan pasang surut agar dapat bisa ditanami jeruk perlu mengikuti beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
1. Pemilihan Lokasi
a. Sebaiknya dipilih lokasi yang tidak jauh dari aliran sungai, agar ketersediaan air akan cukup untuk itu pada tipe luapan B sangat cocok, walaupun di tipe C juga bisa, namun memerlukan sistem pengaturan air yang lebih baik. Demikian juga pada Tipe A, umumnya lebih baik, tetapi memerlukan tinggi surjan/tukungan yang lebih tinggi.
b. Pilih jenis tipologi lahan potensial atau lahan sulfat masam yang mempunyai jenis tanah yang baik, umumnya ditandai warna tanah yang kehitaman (tanah hidup) dan banyak komonitas cacing tanahnya atau organisme lainnya.
2. Penataan Lahan
Terdapat dua sistem penataan lahan untuk tanaman jeruk:
a. Untuk penanaman jeruk berbasis padi perlu dibuat surjan dengan jarak antar surjan 15 m. Agar kanopi jeruk nantinya tidak menaungi pertumbuhan padi, sehingga padi dan jeruk masing-masing dapat memberikan hasil yang baik, populasi sekitar 120 pohon/ha.
b. Jeruk monokultur jarak surjan bisa 5-10 m, sehingga dalam satu hektar terdapat pohon jeruk populasi 200-400 pohon/ha. Umnya populasi 200 pohon/ha banyak dipilih.
3. Membuat suran.
Pada prinsipnya pembuatan surjan adalah untuk menghindarkan sistem perakaran jeruk terjenuhi oleh air, dan terhindar dari lapisan pirit yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman. Terdapat dua macam cara membuat surjan,(a) Surjan bertahap disebut sebagai sistem tukungan, (b) Surjan sekali jadi. Surjan sekali jadi mengandung resiko terangkatnya pint ke permukaan surjan kalau tidak hati-hati, menyebabkan pada tahun pertama tidak bisa ditanami karena tercemar oleh racun pirit, sehingga sistem surjan bertahap merupakan pilihan yang lebih aman, dan dapat disempurnakan setiap musim, sehingga lebih ekonomis sesuai kemampuan dana petani.
Surjan bertahap, dibuat dengan dimensi awal sekitar 1,7-2,0m x 1,7-2,0m, tinggi disesuaikan tinggi maksimum genangan akibat air pasang, dengan jarak antar surjan tergantung pola tanam yang akan dipilih. Untuk penyepurnaan surjan dilakukan secara bertahap setiap tahun.
Surjan sekali jadi, sistem ini umumnya dilakukan oleh petani yang punya dana cukup, atau melalui proyek, yang perlu diperhatikan, pada menggali tanah untuk meninggikan calon surjan harus hati-hati jangan sampai mengangkat lapisan pirit, terutama pada lahan sulfat masam. Galian bisa agak melebar, dan seterusnya petak sawahnya perlu diratakan kembali agar tanaman padi yang ditanam di antara surjan (tabukan) bisa menghasilkan.
Selanjutnya untuk pemilihan bibit sebaiknya dipilih bibit yang tumbuh sehat, bebas penyakit, jelas varietasnya, bisa diperoleh dari kebun pembibitan/perusahaan yang telah mendapatkan sertifikat untuk menjamin mutu bibit. Atau membuat pembibitan sendiri, hal ini tentu perlu keterampilan atau dengan petunjuk dari ahlinya.
Saat yang paling baik dalam melakukan penanaman bibit jeruk, ketika pada musim hujan, yaitu pada bulan Desember hingga April, agar terhindardari resiko kekeringan pada musim kemarau. Lubang tanam dibuat di atas surjan sekitar 2 minggu sebelum tanam. Pada setiap lubang tanam diberikan campuran tanah yang berasal dari lapisan atas (top soil) + 5 kg pupuk kandang yang telah masak + dolomit 100 g + Urea 50 g + KCI 50g + Sp -18 100 g. Sebelum ditanam, pengeluaran bibit dari polibag perlu dilkukan dengan hati agar sistem perakaran tidak rusak. Bibit ditanam dengan patokan batang tunas okulasi sekitar 10 cm di atas permukan tanah. Setelah penanaman selesai diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit. Mulsa ditata sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari pemicuan penyakit busuk batang.

Potensi Produksi Kedelai di Kawasan Hutan Kayu Putih




Info Aktual
(adm/10 Mei 2012)
Badan Litbang Pertanian terus berkomitmen untuk meningkatkan produksi kedelai nasional. Sukses mengembangkan kedelai di kawasan hutan jati di KPH Ngawi yang dapat menghasilkan kedelai hingga 2 t/ha (berita 10 Januari 2012), kali ini Badan Litbang Pertanian membidik kawasan hutan kayu putih untuk target pengembangan kedelai.
Pengembangan tanaman kedelai  di antara pohon kayu putih sangat potensial karena hutan kayu putih selalu dipangkas daunnya untuk minyak kayu putih yang memberikan ruang dan cahaya matahari bisa masuk di antara pohon kayu putih. Lahan di bawah tegakan hutan kayu putih berpotensi untuk produksi kedelai secara permanen atau sepanjang tahun.
Berbeda dengan kawasan hutan kayu putih, kawasan hutan jati hanya dapat di tanami pada tegakan pohon jati pada umur 0 – 5 tahun. Lebih dari 5 tahun kanopi pohon jati sudah menutup.
Luas hutan kayu putih di Indonesia mencapai 248.756 ha dan banyak terkonsentrasi di Maluku serta Jawa. Inovasi teknologi budidaya kedelai di kawasan hutan kayu putih telah diramu oleh Badan Litbang Pertanian dan digelar pada skala 5 ha hutan kayu putih di desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, KPH Madiun, BKPH Sukun Ponorogo pada akhir Februari – awal Maret 2012.
Di KPH Madiun, luas hutan kayu putihnya mencapai 3.750 ha. Kondisi pertanaman saat ini umur 35 – 40 hari dan vigor tanaman tumbuh subur dan baik. Varietas yang ditanam sesuai dengan permintaan petani jenis Gepak Kuning dengan karakter biji kecil, rendemen untuk tahu tinggi.
Hutan kayu putih prospektif untuk produksi benih kedelai untuk penyangga kebutuhan benih di lahan sawah.  Sistem produksi benih kedelai melalui Jalur Benih Antar Lapang dan Antar Musim (Jabalsim) perlu dibangkitkan lagi untuk menjaga kualitas benih kedelai tetap baik, mengingat daya simpan benih kedelai tidak terlalu lama seperti padi atau jagung.
Produksi benih di kawasan hutan kayu putih dapat di lakukan pada akhir musim hujan dan hasil panennya dipakai benih untuk lahan sawah pada musim kemarau I dan II.  Keuntungan lain, kedelai dalam bentuk benih mempunyai harga yang lebih tinggi dari pada konsumsi (Harga benih berkisar Rp 6.500,- - Rp 7.000,- sedang kedelai konsumsi sekitar Rp 5000,-).  Kedelai diusahakan untuk benih di lahan kering dengan harga Rp 7.000,- akan mampu bersaing dengan jagung dan kacang tanah.
Inovasi budidaya kedelai di kawasan hutan kayu putih ini akan menjawab keraguan produksi kedelai di lahan hutan, dan ternyata  lahan hutan dapat berkonstribusi terhadap produksi kedelai nasional.

Sumber : Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
Sumber :  http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/1167/

Teknologi Produksi Bibit Jeruk Okucang Untuk Lahan Pasang Surut

Info Aktual
(hms/11 Mei 2012)
Okucang

Okulasi masih merupakan metode standar perbanyakan jeruk secara komersial, yaitu semaian batang bawah umur tertentu ditempel atau diokulasi dengan mata tempel varietas komersial dan setelah tumbuh disebut bibit okulasi. Bibit okulasi ternyata tidak cocok untuk semua tipe lahan yang berair tanah dangkal, artinya setelah akar tunggang bibit okulasi menembus permukaan air tanah atau daerah kedap air,  tanaman kemudian mengalami kemunduran pertumbuhan dan bahkan ada yang mati karena akarnya membusuk.
Okucang adalah teknologi pembibitan yang memadukan metode Okulasi dan Cangkok dalam memproduksi bibit jeruk bebas penyakit. Bibit okucang yang dihasilkan mempunyai sistem perakaran yang menyebar di daerah permukaan lapisan olah seperti bibit cangkokan yang sering digunakan petani  di lahan pasang surut.  Selain itu, bibit okucang dinilai hemat dan lebih efisien dalam penggunaan materi perbanyakan dibandingkan dengan cara cangkokan. Walaupun waktu yang diperlukan memproduksi bibit okucang lebih lebih lama 2 - 3 bulan dibandingkan dengan cara okulasi, bibit okucang terbukti sesuai untuk lahan berair tanah dangkal seperti lahan pasang surut yang banyak dijumpai di Kalimantan, Sumatera dan Papua.
Jenis batang bawah yang digunakan dalam memproduksi bibit okucang sebaiknya yang relatif tahan terhadap genangan, salinitas tinggi, penyakit busuk akar dan mampu mendukung pertumbuhan dan produksi yang optimal. Salah satu varietas batang bawah yang mempunyai prospek untuk dikembangkan di lahan pasang surut adalah varietas Citrumello, karena varietas tersebut diketahui relatif tahan terhadap genangan dan penyakit busuk akar. Jenis batang bawah yang relatif tahan terhadap salinitas tinggi dan kekeringan juga memberikan keragaan yang cukup memuaskan di lahan pasang surut karena kemampuannya dalam beradaptasi di daerah yang kondisinya  kurang menguntungkan.


Sumber : Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
Sumber :  http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/1163/

Konsentrat Ayam Pedaging untuk Pakan Tambahan Sapi Brahman Cross

Info Aktual
(adm/14 Mei 2012)
Sapi Brahman cross merupakan sapi impor yang didatangkan ke Indonesia dengan tujuan untuk memenuhi swasembada daging sapi. Di dalam perkembangannya sapi Brahman cross kurang berkembang dengan baik yang terlihat dari penampilannya yang kurang bagus, seperti tubuh yang kurus, bulu yang kasar, dan reproduksi yang rendah.
Sapi, yang merupakan ternak ruminansia besar, juga memerlukan sumber pakan berprotein tinggi yang dapat digunakan tubuh untuk berkembang dengan cepat. Sayangnya, bahan pakan berprotein tinggi dengan harga murah seperti bungkil kedelai, bungkil kelapa, limbah pabrik agroindustri sangat sulit ditemukan di Kalimantan Timur. Kendati demikian, ada alternative pakan yang dapat digunakan yakni pakan ayam pedaging yang mempunyai protein tinggi.
Penggunaan konsentrat ayam dengan protein kasar sebesar 21% sebagai pakan tambahan untuk sapi Brahman cross induk. Pemakaian konsentrat sebesar 1 kg/ek/hr ditambah dengan dedak 2 kg/ek/hr. Pemberian pakan penguat untuk awal dilaksanakan selama 55 hari.
Tujuan dari pemberian pakan penguat dengan kandungan protein tinggi tersebut adalah untuk meningkatkan pertambahan bobot badan sapi potong secara cepat. Pendugaan bobot badan dilakukan dengan menggunakan rumus Winter. Hasil demplot menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan harian (PBBH) dengan pemakaian pakan penguat seperti tersebut di atas mampu memberikan PBBH sebesar 0,69 kg/ek/hr

Sumber: BPTP Kalimantan Timur