Sunday, May 20, 2012

Teknologi Surjan dan Tukungan Solusi Budidaya Jeruk Di Rawa Pasang Surut


Jeruk Siam Banjar

Info Aktual
(hms/04 Mei 2012)
Lahan rawa pasang surut terdiri dari empat tipologi lahan (Lahan potensial, sulfat masam, gambut dan Salin), dengan empat tipe luapan air yang masing-masing tipologi dan kombinasinya dengan tipe luapan mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda, sehingga pengelolaannyapun menjadi berbeda.
Tanaman jeruk sepertihalnya sifat tanaman lainnya akan tumbuh baik dan berproduksi tinggi jika diberikan lingkungan tumbuh yang sesuai, diantaranya tanahnya subur, cukup air, intensitas sinar matahari cukup dan diberikan perlakuan dan pemeliharaan yang baik. Untuk mengkondisikan lahan pasang surut agar dapat bisa ditanami jeruk perlu mengikuti beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
1. Pemilihan Lokasi
a. Sebaiknya dipilih lokasi yang tidak jauh dari aliran sungai, agar ketersediaan air akan cukup untuk itu pada tipe luapan B sangat cocok, walaupun di tipe C juga bisa, namun memerlukan sistem pengaturan air yang lebih baik. Demikian juga pada Tipe A, umumnya lebih baik, tetapi memerlukan tinggi surjan/tukungan yang lebih tinggi.
b. Pilih jenis tipologi lahan potensial atau lahan sulfat masam yang mempunyai jenis tanah yang baik, umumnya ditandai warna tanah yang kehitaman (tanah hidup) dan banyak komonitas cacing tanahnya atau organisme lainnya.
2. Penataan Lahan
Terdapat dua sistem penataan lahan untuk tanaman jeruk:
a. Untuk penanaman jeruk berbasis padi perlu dibuat surjan dengan jarak antar surjan 15 m. Agar kanopi jeruk nantinya tidak menaungi pertumbuhan padi, sehingga padi dan jeruk masing-masing dapat memberikan hasil yang baik, populasi sekitar 120 pohon/ha.
b. Jeruk monokultur jarak surjan bisa 5-10 m, sehingga dalam satu hektar terdapat pohon jeruk populasi 200-400 pohon/ha. Umnya populasi 200 pohon/ha banyak dipilih.
3. Membuat suran.
Pada prinsipnya pembuatan surjan adalah untuk menghindarkan sistem perakaran jeruk terjenuhi oleh air, dan terhindar dari lapisan pirit yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman. Terdapat dua macam cara membuat surjan,(a) Surjan bertahap disebut sebagai sistem tukungan, (b) Surjan sekali jadi. Surjan sekali jadi mengandung resiko terangkatnya pint ke permukaan surjan kalau tidak hati-hati, menyebabkan pada tahun pertama tidak bisa ditanami karena tercemar oleh racun pirit, sehingga sistem surjan bertahap merupakan pilihan yang lebih aman, dan dapat disempurnakan setiap musim, sehingga lebih ekonomis sesuai kemampuan dana petani.
Surjan bertahap, dibuat dengan dimensi awal sekitar 1,7-2,0m x 1,7-2,0m, tinggi disesuaikan tinggi maksimum genangan akibat air pasang, dengan jarak antar surjan tergantung pola tanam yang akan dipilih. Untuk penyepurnaan surjan dilakukan secara bertahap setiap tahun.
Surjan sekali jadi, sistem ini umumnya dilakukan oleh petani yang punya dana cukup, atau melalui proyek, yang perlu diperhatikan, pada menggali tanah untuk meninggikan calon surjan harus hati-hati jangan sampai mengangkat lapisan pirit, terutama pada lahan sulfat masam. Galian bisa agak melebar, dan seterusnya petak sawahnya perlu diratakan kembali agar tanaman padi yang ditanam di antara surjan (tabukan) bisa menghasilkan.
Selanjutnya untuk pemilihan bibit sebaiknya dipilih bibit yang tumbuh sehat, bebas penyakit, jelas varietasnya, bisa diperoleh dari kebun pembibitan/perusahaan yang telah mendapatkan sertifikat untuk menjamin mutu bibit. Atau membuat pembibitan sendiri, hal ini tentu perlu keterampilan atau dengan petunjuk dari ahlinya.
Saat yang paling baik dalam melakukan penanaman bibit jeruk, ketika pada musim hujan, yaitu pada bulan Desember hingga April, agar terhindardari resiko kekeringan pada musim kemarau. Lubang tanam dibuat di atas surjan sekitar 2 minggu sebelum tanam. Pada setiap lubang tanam diberikan campuran tanah yang berasal dari lapisan atas (top soil) + 5 kg pupuk kandang yang telah masak + dolomit 100 g + Urea 50 g + KCI 50g + Sp -18 100 g. Sebelum ditanam, pengeluaran bibit dari polibag perlu dilkukan dengan hati agar sistem perakaran tidak rusak. Bibit ditanam dengan patokan batang tunas okulasi sekitar 10 cm di atas permukan tanah. Setelah penanaman selesai diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit. Mulsa ditata sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari pemicuan penyakit busuk batang.

No comments:

Post a Comment