Thursday, July 26, 2012

Lagu Lama Soal jagung



Masuk semester II, jagung mulai langka dan dipastikan impor akan terus bertambah. Sampai tutup tahun diperkirakan angka impor di 1,5 juta ton
Importasi jagung sepanjang Januari – Mei 2012 tercatat sebesar 460 ribu ton. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yang mencapai 1,4 juta ton. Artinya tahun ini turun 67% pada periode yang sama.
Umumnya jagung lokal berlimpah di semester I, karena masa panen raya jatuh di kurun waktu tersebut. “Karena itu, Januari sampai Mei ini impor kita kecil, pasalnya jagung lokal sedang banyak,” kata Sudirman, Ketua GPMT (Asosiasi Produsen Pakan Indonesia). Meskipun, sambung dia, pola itu tidak terjadi pada 2011. Ketika itu, baik semester I maupun smester II produksi jagung rendah. Sudirman, menyebut tahun lalu sebagai anomali.
Memasuki semester II 2012, lanjut Sudirman, jagung sudah mulai langka, dan dipastikan impor akan terus bertambah sampai akhir tahun. Pasalnya masa panen raya sudah lewat. Disebut Sudirman, 60 % jagung dalam negeri diproduksi di semester I dan sisanya (30 %) pada semester II. Sehingga impor jagung di semester II dipastikan lebih tinggi, mengambil porsi 60-70 % dari total impor dalam setahun sementara semester I berkisar 30-40 %. Total impor jagung oleh industri pakan sepanjang 2012 diestimasi Sudirman menyentuh 1,5 juta ton. “Masih jauh lebih rendah dari realisasi tahun lalu yang 3,1 juta ton,” sebutnya.
Sementara itu, Direktur Jendral (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Udoro Kasih Anggoro  menyodorkan data produksi jagung pipilan kering nasional tahun ini diperkirakan mencapai 18,8 juta ton, naik dari 2011 yang sebesar 17,6 juta ton. Dan mengakui, defisit jagung di dalam negeri biasanya terjadi pada Juni, Juli, Oktober, dan Desember. "Itu titik-titik kristis kita,” ucapnya. Tahun ini,kata dia, Kementerian Pertanian hanya menargetkan total impor jagung 1 juta ton. Di bawah realisasi impor tahun lalu yang 3,1 juta ton dan 1,9 juta ton pada 2010.
Terus Bertumbuh
Permintaan atau demand jagung terus bertambah dari waktu ke waktu. Ini seiring terus bertambahnya jumlah pabrik pakan di tanah air sebagai konsekuensi bertumbuhnya industri peternakan nasional.  Total pabrik pakan secara nasional saat ini disebut Sudirman 65 pabrik yang tersebar di Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan dan Kalimantan.
Diimbuhkan, selama 2 tahun terakhir pertumbuhan pabrik pakan luar biasa, ditandai berdirinya 6 - 7  pabrik baru. “Pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama di luar Jawa mendorong tumbuhnya industri peternakan,” katanya.
Dan tanpa mau menyebutkan lebih rinci, Sudirman mengatakan, saat ini pun ada 3 pabrikan pakan ternak yang tengah dibangun di Sulawesi Selatan. “Investornya  nasional dan luar negeri,” ia member sedikit informasi.
Sementara itu, selain di Sulawesi, sebagaimana dikutip dari Kontan.co.id PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI) dilaporkan mengalokasikan dana sebesar Rp 500 miliar untuk membangun tiga unit pabrik pakan ternak baru di Cirebon dan Bali. Tiga pabrik itu diharapkan mampu mendorong kapasitas produksi sebesar 40% dari sebelumnya sebesar 2,5 juta ton per tahun.
Dikatakan Sudirman, industri pakan ternak berkembang fantastis, meningkat dua kali lipat hanya dalam periode sepuluh tahun (2002-2012). “Tidak banyak industri yang bisa seperti itu,” tegasnya. Pertumbuhan ini tentu berujung pada meningkatnya konsumsi jagung, utamanya di daerah-daerah baru di luar Jawa.

No comments:

Post a Comment