Thursday, July 26, 2012

Tingkatkan produksi Ikan Lele



Langkah penyortiran atau seleksi dalam tahapan pembesaran ikan lele akan menghasilkan keseragaman ukuran sehingga keuntungan bisa optimal
Pada budidaya ikan lele terdapat tahapan seleksi bibit pada setiap interval waktu tertentu. Di kalangan para pembudidaya ikan, aktivitas ini dikenal dengan istilah grading up(penyortiran). Praktiknya adalah dengan memisahkan bibit ikan leles ecara berkala menjadi beberapa kelompok berdasarkan ukurannya.
Seleksi bibit ini pada dasarnya memang perlu dilakukan agar tercapai tingkat keseragaman ukuran (sesuai umur ikan). MenurutKo Ahan, pembudidaya lele dari Parung, Kabupaten Bogor,tahapan seleksi bibit dalam budidaya lele sangat penting agar ada keseragaman ukuran.  Selain itu agar target panen tercapai, dalam arti ukuran panen lele di saat panen bisa mendekati seragam juga. “Grading upjuga mempengaruhi produksi maupun SR (Survival Rate). Jika dilakukan penyortiran, SR akan mencapai di atas 90%, namun jika tidak biasanya di bawah 80%,” ujarnya.
Senada dengan Ko Ahan, Indra Ferdian pembudidaya pembenihan dan pembesaran lele dari Gunungsindur, Kabupaten Bogor menyatakan, penyortiran dalam budidaya lele sangat penting. Keuntungan lainnya dari penyortiran, karena sifat lele yang kanibal (pemakan sesama jenis), ikan ukuran besar akan memakan ikan yang lebih kecil. “Bahkan, seleksi bibit dengan penyortiran ini dianjurkan oleh Balai Besar Budidaya Air TawarSukabumi,”tegasnya.
Lanjutnya, dengan penyortiran bisa diketahui kualitas bibit bagus atau tidak. Dan mempermudah pembeli bibit untuk membeli ukuran yang akan dipelihara. “Semua ukuran bibit ikan akan dibeli dalam budidaya lele ini, selain bisa untuk mendeteksi ikan sakit dan tidak,” terangnya.
Ditambahkan Suryana, pembudidaya pembesaran asal Cogreg, Kabupaten Bogor, menuturkan manfaat penyortiran pada saat panen keuntungannya lebih besar dibandingkan yang tidak melakukan penyortiran. Ia mengilustrasikan, dengan memelihara 10.000 ekor bibit, jika menggunakan penyortiran maka keuntungan saat panen bisa mencapai Rp 1.500.000, tetapi kalau sebaliknya hanya Rp 700.000.
Setali tiga uang dengan Suryana dan Ko Ahan, Toto, pembudidaya pembenihan dan pembesaran lele asal Karangsinom, Indramayu, mengutarakan pentingnya penyortiran dalam budidaya lele, terutama dalam pembenihan. Jika bibitnya kualitas jelek, akan menyebabkan ukuran beragam atau kacau. “Dan jika populasi banyak karena sifat kanibalismenya, akan berkurang populasinya,” jelasnya.
Sementara dari pelaku pabrikan, Tejo,Technical Service and Sales PT Suri Tani Pemuka (STP), menjelaskan, budidaya lele dengan kolam yang luas dan kualitas benih yang tidak seragam akan menghasilkan ukuran berbeda dengan umur yang sama. Perbedaan ukuran hanya terpaut 1 ukuran tidak masalah, tetapi kalau perbedaannya cukup jauh akan jadi masalah. “Maka itu diperlukan penyortiran,” tegasnya.
Sedangkan, menurut Aquaculture Territory Manager Cargill Animal Nutrition, Akhmad Firmansyah, keuntungan penyortiran adalah adanya keseragaman panen karena harga tiap ukuran panen itu berbeda. Ditambah, benih dalam satu ukuran/partai tidak dalam 1 umur yang sama. Seperti pada  lele ukuran 5 – 6 dan 7 – 8 cm bisa diperoleh dari benih umur yang berbeda. “Ada yang berumur 4 minggu dan 8 minggu,” sebutnya.
Pakan Lebih Efisien
Penyortiran berpengaruh terhadap efisiensi pakan. Seperti diutarakan Indra, dari hasil penyortiran diketahui jenis pakan yang paling tepat sesuai umur dan ukurannya sehingga bisa mempercepat pertumbuhan.Ia misalkan satu kolam diperkirakan ukurannya 2 – 3 cm, lalu hanya diberi pakan untuk ukuran ikan kecil saja. “Sementara dalam kolam tersebut ada ikan yang ukurannya sudah besar, maka kita boros. Seharusnya meningkat kepada pakan ikan untuk ukuran lebih besar dengan harga pakan lebih murah,”ujarnya.
Charman atau akrab dipanggil Maman pembudidaya lele asal Losarang, Indramayu mengatakan,  kalau sudah dipenyortiran, maka ikan sudah satu ukuran sehingga pemberian pakan akan efektif dan pemakaian pakan akan full. Arti full dijelaskan Maman, misal populasi ikan 20.000 maka dibutuhkan pakan sebanyak 2 ton. “Tetapi kalau tidak dipenyortiran dengan populasi sama dan pakan sudah 1 ton, ukurannya amburadul,”cetusnya.
Sementara Firman mengatakan, dengan penyortiran jelas FCR (Feed Conception Rasio) lebih efisien. Dan target FCR bisa tercapai atau ditekan sehingga akan menurunkan biaya produksi. Sedangkan Tejo, menuturkan penyortiran bisa menentukan jenis pakan, karena  pakan yang diberikan bisa sesuai dengan bukaan mulut ikan.
Terkait efisiensi pakan, Totomengingatkan, dalam proses penyortiran, ikan tidak makan sehingga penurunan konsumsi pakan bisa turun 5%. Ini berarti pertumbuhan tidak naik, bahkan bobot badannya bisa turun. Dan tingkatan pertumbuhannya bisa terhambat karena ada jeda tidak diberi makan dan ikan bisa stres. Pada kondisi stres ini jika ikan diberi makan akan mati, jadi butuh waktu untuk rekondisi ikan. “Maka, harus diperhatikan kondisi ikan,”sebutnya.

Sumber :  http://www.trobos.com/show_article.php?rid=12&aid=3341

No comments:

Post a Comment