Tuesday, July 24, 2012

Masalah Lahan membuat Optimalisasi Produksi Kedelai

Optimalisasi Produksi Kedelai Terganjal Lahan
Headline 

INILAH.COM, Jakarta - Kementerian Pertanian meminta tambahan lahan serta akan melakukan penerapan teknologi genetik untuk meningkatkan produksi kedelai.

Menteri Pertanian Suswono mengakui, permasalahan utama terkait produksi kedelai adalah keterbatasan lahan. "Memang problem kita ini untuk kedelai adalah problem lahan yang sejak awal saya menyampaikan untuk bisa swasembada itu butuh minimal 500.000 hektar," ungkapnya di Jakarta, Rabu (25/7/2012).

Saat ini, lanjutnya, Badan Pertanahan Nasional (BPN) memiliki lahan yang berpotensi untuk digunakan sebagai pengembangan komoditas seluas 7,2 juta hektar. Lahan tersebut merupakan lahan terlantar. "Tapi faktanya untuk kita bisa ambil 500 ribu hektar saja itu persoalan yang sulit. Yang sudah clean and clear itu baru 13 ribuan hektar," tuturnya.

Menurutnya, kendala produksi kedelai lainnya adalah kalah saing dengan jagung. Pasalnya, jagung lebih mudah ditanam dan menguntungkan. "Karena kedelai dan jagung ini menanamnya waktunya sama, lahannya relatif sama, sehingga bisa trade off. mana yang lebih menguntungkan. Nah sekarang ini jagung lebih menguntungkan, artinya mereka lebih cenderung menanam jagung daripada kedelai," papar Suswono.

Adapun lahan yang ideal untuk produksi kedelai nasional menurut Suswono sekitar 1,5 juta hektar. "Idealnya dengan produktifitas kita saat ini yang hanya 1,5 ton per hektar, berarti idealnya sekitar 1,5 juta hektar," tuturnya.

Selain itu, pemerintah akan mengadopsi teknologi kedelai transgenik (Genetically Modified Organism/GMO) untuk kedelai asal Amerika Serikat. "Selama ini kita masih dipermasalahkan kalau mau mengembangkan benih di dalam negeri, dengan rekayasa genetika. Ini upaya jangka panjang," jelasnya. [rus]

No comments:

Post a Comment