Perkenalkan namaku Irvan, sekarang berumur 21 thn. Wajahku sebenarnya sih biasa-biasa saja bisa dibilang cukup pendek malah tetapi mungkin aku sudah punya bakat alam untuk merayu cewek, mungkin ini juga salah satu pengaruh karakterku yang cenderung sanguinis, mudah bergaul. Pegalaman seksku tidak bisa dibilang banyak, cuma pernah bercinta dengan mantan pacarku aja. Kali ini aku mau bercerita salah satu pengalaman seksku dengan 2 kakak seniorku di perguruan tinggi.
Ceritanya bermula ketika aku mulai masuk perguruan tinggi pada saat OSPEK. Waktu itu salah satu senior yang menjadi mentorku adalah seorang cewek cantik, bentuk tubuhnya indah sekali, rambutnya panjang dan dikuncir di belakang. Orangnya sering memakai baju yang agak ketat jadi bentuk tubuhnya yang indah itu dapat kulihat, ingin rasanya tenggelam dalam pelukannya.
Diam-diam sewaktu dia pulang aku ikuti dia dari belakang biar tahu di mana rumahnya. Ternyata rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah kostku, dan yang membuat aku lebih kaget adalah yang membukakan pintu itu seorang cewek yang wajahnya juga mirip dengan dia, bentu tubuhnya juga sama-sama bagus, yang membedakan hanya model rambutnya, cewek yang membukakan pintu itu rambutnya hanya sebahu lebih dan tidak dikuncir, aku pikir mereka ini pasti saudara kembar.
Besok adalah hari terakhir OSPEK, aku sengaja meminta tanda tangan pada dia sambil sekalian berkenalan dengannya. Sesudah dia memberi tanda tangan, kutanya namanya, dia bernama Susanti, dan tidak lupa kutanya dia "Eh, omong-omong kemarin aku lagi lewat rumahmu, aku juga nggak sengaja ngeliat satu cewek yang ngebukain pintu buat lu, wajahnya kok mirip denganmu sih, punya saudara kembar ya, tapi kok sekarang orangnya nggak keliatan sih?".
"Ooo, jadi kamu juga udah melihat si Susanna nih, wah nggak seru nih.., lu jadi nggak ketipu dong kalo aku kibulin..!
Kami pun bercanda dan ngobrol. Sejak saat itu kami pun mulai akrab, aku juga sudah mengenal kembarannya yang bernama Susanna yang lebih tua beberapa menit dari Susanti. Mereka lebih tua 1 tahun dariku dan 2 angkatan di atasku. Aku sering pergi ke rumah mereka yang kebetulan tidak terlalu jauh dari kampus. Aku merasa ada sedikit hati pada Susanti karena kalau sedang ngobrol lebih klop rasanya. Mereka pun sering ke kostku dan aku kenalkan kepada teman kost yang lain.
Setelah beberapa bulan kira-kira jam 3 siang mereka datang ke kostku. Mereka bilang mau meminjam komputer buat ngetik, soalnya komputer di rumah mereka sedang rusak katanya. Aku pun mempersilakan mereka masuk ke kamarku yang juga ruang kerjaku. Sementara Susanti sibuk mengetik, aku ngobrol dengan Susanna, ternyata Susanna agak genit, obrolannya kadang-kadang suka nyerempet ke arah seks segala, beda dari adiknya yang sedikit tenang. Dia juga sibuk melihat majalah-majalahku.
"Wah, nggak seru nih kok majalah komputer sama sport semua nih", katanya.
Tanpa kusadari dia menemukan VCD blue yang aku sembunyikan antara halaman majalah.
"Wah ketahuan nih, bandel yah, sembunyiin barang kayak ginian".
Wajahku agak malu apalagi saat tertangkap basah di depan Susanti yang aku suka itu. Sebenarnya itu film lama dan aku juga sudah bosan nontonnya, makannya aku sembunyikan saja di sembarang tempat.
"Wah boleh juga nih", kata Susanna, "Aku juga udah lama nggak ngeliat lagi yang kayak gini, stel dong Van, boleh kan?".
"Wah, itu kan si Santi lagi sibuk, komputernya lagi dipake tuh".
"Ini bentar lagi selesai kok tinggal di save aja nih", jawab Susanti.
Aku agak heran mendengar jawaban Susanti, "Wah, ini kan film nggak baik Ti, masa lu mau liat juga nih", jawabku.
"Aku belum pernah liat tuh, sekali-kali kan aku juga pengen tau kayak apa sih film yang bisa bikin laki-laki tergila-gila tuh, ya nggak Van".
Tidak lama kemudian Susanti berkata, "Udah nih Van, udah aku save lagi, mana dong janjinya, stel dong VCD-nya. Mumpung masih belum terlalu malem nih".
"Iya, kita cewek juga boleh dong ngeliat, bukan cowok aja dong, kan emansipasi nih", Susanna menambahkan.
Akhirnya aku terpaksa mengalah setelah didesak mereka berdua dan menyetel VCD porno itu dan kami menontonnya. Kami duduk di ranjang saat menonton, aku duduk di sebelah Susanti dan Susanna di sebelah Susanti. Dalam film itu terlihat adegan seorang pria sedang menyetubuhi 2 orang wanita secara bergantian, adegan itu membuat nafsu seksku bangkit, ditambah lagi ada 2 cewek cantik di sini dan mereka berdua juga kelihatannya cukup terangsang juga.
Aku mulai memberanikan diri menggenggam tangan Susanti dan dia juga tidak menunjukkan reaksi menolak, tanganku mulai usil meraba pahanya yang pada saat itu cuma memakai celana pendek. Kemudian aku berkata pada Susanti, "Gimana Ti, filmnya bagus nggak?", dia hanya mengangguk menjawab pertanyaanku.
Entah apa yang merasukiku saat itu tahu-tahu tanganku sudah mulai menyelinap ke bawah baju kaosnya dan meraba punggungnya yang halus lalu membuka tali BH-nya. Setelah itu tanganku mulai meraba payudaranya yang indah, dan saat itu dia mendesah, "Aaahh!".
Susanna yang melihat kami berdua sedang diam-diam asyik langsung berkata, "Loh, kok mainnya cuma berdua aja sih, nggak ngajak-ngajak nih!".
Selesai berkata demikian dia langsung pindah tepat duduk ke sebelah kiriku, jadi sekarang aku dalam posisi diapit 2 orang wanita.
"Wah kaya surga aja nih", kata aku dalam hati.
Aku lalu berkata pada Susanti yang saat itu juga sudah tidak bisa mengendaikan dirinya.
"Aku buka aja yah bajunya, Ti, biar lebih nyaman".
Setelah dia mengijinkan, akupun langsung membantunnya untuk membukakan bajunya, sementara itu Susanna membantuku membuka celanaku. Aku semakin nafsu begitu melihat bentuk tubuh Susanti yang sudah polos pada saat itu, ditambah lagi Susanna juga membuka bajunya setelah dia membuka celana dalamku, kini kami bertiga sudah dalam keadaan telanjang bulat.
Susanti duduk di sebelahku dan kuraba payudaranya sambil beradu lidah dengannya, sementara Susanna duduk berlutut di antara kedua kakiku sambil mengemut dan menjilati adikku. Kepalaku sudah turun ke payudara Susanti dan kujilati putingnya yang indah berwarna merah muda itu dan tanganku yang satunya lagi meraba-raba kemaluannya yang berbulu lebat dan sudah mulai basah. Susanti yang pada saat itu sedang mabuk kepayang oleh nafsunya mendesah sambil berkata, "Uhh, terus Van, terusiin, udah mau keluar nih.., Ahh.!".
Lalu Susanna berkata, "Cepetan Van, kalo Santi udah puas aku juga mau digituin nih".
Setelah berkata begitu, dia meneruskan menjilati penisku.
Setelah beberapa saat aku mempermainkan klistoris Susanti, aku mulai merasakan keluar cairan hangat dari sana, dan Susanti mendesah panjang sambil memeluk erat badanku. Disaat yang sama pula aku mencapai kepuasan karena penisku dikulum Susanna. Spermaku muncrat membasahi muka Susanna, dan dia menelan spermaku yang masih tersisa, Susanti juga berlutut ikut menjilati spermaku yang masih belepotan di penisku.
Tiba-tiba kudengar pintu kamarku dibuka dari luar, dan yang masuk adalah Andry, teman kostku yang juga teman sekamarku. Deg, aku kaget sekali, pada saat itu bagai disambar petir. Aku baru sadar kalau Andry juga ternyata memegang kunci kamar ini dan yang lebih tolol lagi adalah grendel pintu lupa kukunci. Begitu dia masuk aku langsung mengambil bantal menutupi penisku. Si kembar juga kaget dan mengambil pakaian mereka menutupi bagian terlarang mereka, untung pada saat itu mereka cuma sedang menjilat penisku, kalau sedang mengemut kan gawat, bisa tergigit penisku.
Andry yang baru masuk menutup pintu lagi dan terdiam beberapa detik sambil memandangi kami yang hanya tertutupi oleh barang seadanya.
"Kalian lagi ngapain? kok nggak ngajak-ngajak sih?". Belum sempat ada yang menjawab dia sudah mendekati Susana dan mengambil tissue membersihkan cipratan maniku di wajahnya. Dan Sussana pun tanpa diperintah langsung membukakan baju Andry. Melihat itu rasa kagetku pun mulai pulih kembali, aku menarik Susanti duduk di pangkuanku berhadap-hadapan, dan kumasukkan penisku ke dalam vaginanya, ternyata Susanti masih perawan, terbukti ketika kumasukkan penisku agak sulit, akhirnya dengan sepenuh tenaga berhasil juga, dan kudengar juga suara sobekan selaput daranya disertai sedikit darahnya.
Lalu kugenjot tubuhnya dalam pangkuanku, aku semakin horny saat melihat payudaranya yang bergoyang naik turun, kumainkan kedua benda itu, lalu kubuka juga kuncir rabutnya sehingga rambutnya tergerai panjang, membuatnya bertambah seksi. Penampilannya mengingatkanku pada foto model bugil Jepang, Chisato Kawamura. Waktu itu kulihat juga Andy sedang melakukan anal seks dengan Susanna. Ternyata Andry adalah orang yang suka bermain seks secara kasar. Kulihat dia, sambil menggenjot Susanna, tangannya menjambak rambutnya dan tangan satunya lagi meremas-remas payudaranya.
Setelah Andry puas dengan Susanna, dia minta untuk berganti pasangan denganku. Aku sebenarnya agak keberatan soalnya Susanti itu kan gadis yang aku sukai, tapi kulihat Susanti mengangguk menandakan dia setuju, "Nggak pa-pa kok Van, ini kan cuma permainan aja, boleh ya". Kupikir-pikir ya benar juga, akhirnya aku juga setuju. Susanti pun meninggalkanku dan menuju ke Andry, aku berjalan ke arah Susanna, dan membaringkannya telentang di ranjangku dan kumasukkan adikku ke dalam vaginanya. Dia kelihatannya sangat menikmati permainan ini, dan kutahu bahwa Susanna sudah tidak perawan, tapi vaginanya masih kencang, sepertinya jarang dipakai. Pantas aja dia kelihatannya lebih berpengalaman saat oral seks sebelumnya tadi, selain itu juga sifatnya lebih agresif. Tapi mereka berdua memang sama-sama enak rasanya kok. Aku agak cemburu saat melihat Susanti dijilat-jilati tubuhnya oleh Andry dan sesudahnya disetubuhi olehnya.
Singkat cerita akhirnya kami berempat bermain sampai puas, si kembar akhirnya terbaring lemas bermandikan keringat dan air sperma, aku dan Andry pun sudah merasa puas dan cukup lelah. Kira-kira jam 6 sore si kembar pamit pulang, setelah sebelumnya beres-beres dan membersihkan diri dulu. Mereka tidak mandi di sini karena takut kelihatan penghuni kost lain. Jangan-jangan mereka jadi curiga, kan bakal runyam deh jadinya. Sekarang mereka sudah lulus dan Susanti sudah pergi ke luar negri mengambil S2, yang masih tinggal cuma Susana yang sudah mempunyai pacar. Aku sendiri pun sudah mempunyai pacar sendiri.
No comments:
Post a Comment