Minggu yang lalu, berdua dengan teman baik gue Farid, kita ber-week end
di Anyer. Kita tinggal di sebuah hotel di tepi pantai. Ketika kita
berdua datang, tak banyak pengunjung yang ada, hanya dua orang turis
bule.
Sabtu pagi itu, aku berniat jogging di pantai dan ketika aku berada di
lobby, aku berpapasan dengan empat orang gadis yang hendak pergi
berenang. Dalam hati, aku berkata akhirnya ada pemandangan bagus juga
untuk week-end ini.
Salah satu gadis itu, benar-benar membangkitkan nafsu sex-ku dan aku
merasa dia tahu kalau aku tertarik padanya. Tingginya tak lebih dari
160 cm tetapi proporsi badannya sungguh bagus, payudaranya menantang
demikian juga pinggangnya yang ramping dan pantatnya yang padat. Dengan
baju renangnya itu, kakinya terlihat jenjang dengan betis yang aduhai.
Gadis itu berambut sebahu dengan sedikit cat berwarna pirang, kulitnya
yang putih makin membangkitkan nafsu laki-lakiku.
Ketika aku selesai jogging, dengan sengaja aku melintas di kolam
renang. Gadis itu duduk dipinggir kolam renang dengan kaca hitamnya,
sementara teman-temannya berenang kesana kemari, dia hanya memainkan
air dengan kakinya. Aku duduk di bar kolam renang dan memesan segelas
es teh manis dan sandwich. Ketika aku memandang ke arahnya, dia secara
sengaja menggosok-gosokkan telapak tangannya di kemaluannya, seolah
menantang aku dan aku cuma bisa tersenyum kecil.
Dengan rasa penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk menikmati sarapan
sandwichku saja. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba seseorang berdiri di
sebelahku dan ketika aku menoleh, ternyata gadis itu sedang tersenyum
manis dan berkata, “Haii . boleh saya join ?”. Aku menyahut dengan
sedikit gugup, “Oo .. boleh, dengan senang hati”. Akhirnya kami
berkenalan, gadis itu bernama Indy dan dia bekerja di sebuah perusahaan
penyedia jasa telekomunikasi di Jakarta. Sarapanku telah habis tapi
kami masih ngobrol kesana kemari dan akhirnya ketiga temannya ikut
bergabung. Karena hari makin siang dan aku belum mandi pagi, aku pamit
untuk kembali ke kamarku dahulu dan sebelumnya kuberikan nomer kamarku
ke Indy karena kami janji ketemu untuk makan siang.
Aku pergi ke kamarku dan mandi. Sebuah ketukan di pintu terdengar dan
kupikir temanku Farid yang baru bangun mengajakku sarapan, dengan badan
yang masih basah dan handuk terlilit di pinggang serta menggerutu
kubukakan pintu. Ternyata bukan Farid yang ada di depan pintu, tetapi
Indy . dengan cepat aku meminta maaf karena menggerutu dan dia
tersenyum dan berkata, “Nggak apa-apa koq . Ndre, aku cuma mau numpang
mandi soalnya si Dini temanku itu kalau mandi lamanya bukan main, boleh
kan ?”. Aku persilahkan Indy masuk dan dengan bercanda aku menyahut,
“Boleh ajaa . kalau perlu aku mandiin sekalian”, Indy cuma tertawa dan
mencubit bahuku.
Aku masuk lagi ke kamar mandi, tetapi tiba-tiba saja Indy menerobos
masuk, “Indy mau lho dimandiin” serunya. Kemudian dia membuka handuk
yang melilit di pinggangnya, sementara itu penisku mulai ereksi. Aku
sudah tak tahan lagi melihat gadis sexy ini, segera saja kupegang
tengkuknya dan kucium bibirnya yang menantang itu. Indy tidak melawan,
malah dia membalas ciumanku dengan memainkan lidahnya dimulutku,
tangannya melepaskan handuk di pinggangku dan segera meremas-remas
penisku, akibatnya penisku makin mengeras dengan cepat.
Dengan tetap berciuman kulepaskan pakaian renangnya dan sekarang
payudaranya yang menantang itu bebas untuk diremas. Indy menggerakkan
badannya untuk berjongkok dan aku kemudian mendudukkan badanku di
closet. Dengan gerakan lidah yang ahli, Indy menjilati batang
kemaluanku, sementara jari jari tangannya bermain di jembut dan biji
kemaluanku. Jilatannya makin menggila dan akhirnya batang kemaluanku
masuk ke dalam mulutnya, Indy menghisap penisku seperti anak kecil
mengisap es mambo. Ketika dia menghisap kepala penisku, jari-jarinya
menggosok-gosok batang kemaluanku. Aku merasakan kenikmatan yang luar
biasa dan aku hanya bisa menggeliat dan meremas-remas rambutnya.
Beberapa saat kemudian, aku berkata, “Indy, aku klimaks . aahh” dan
Indy melepaskan mulutnya dari penisku tetapi tangannya tetap bergerak
mengocok penisku, akhirnya spermaku muncrat keluar. Aku merasakan
sensasi dan kenikmatan yang hebat.
Indy berdiri di depanku dan melepaskan baju renangnya yang masih
melekat di pinggangnya, sekarang aku benar-benar dapat melihat badannya
yang putih mulus telanjang bulat di depanku. Dengan beralaskan handuk,
Indy merebahkan tubuhnya di lantai dan aku segera berjongkok diatasnya.
Payudaranya menjadi sasaran pertama kecupan bibirku, putingnya yang
berwarna coklat tua kuhisap dan kumainkan dengan lidahku, sementara itu
tanganku memainkan payudaranya yang lain secara bergantuan.
Kadang-kadang kupindahkan kecupanku ke lehernya yang putih jenjang,
Indy hanya menggeliat-geliat dan mendesah sensual. Kemudian tanganku
mulai mencari sasaran lain, kuelus-elus dengan lembut memeknya yang
tertutup rambut yang tipis. Jari tengahku mulai memasuki lubang
vaginanya dan aku merasakan lubang yang mulai basah lembab, kudorong
terus masuk jariku dan akhirnya kutemukan itilnya. Ketika kumainkan
itilnya itu, Indy menggelinjang dan menjerit kecil, “Uuhhg . oohh .
oohhh”, sementara bibir dan lidahku m!
asih bermain di payudaranya yang
Kubuka selangkangannya lebih lebar dan mulai kuciumi bibir vaginanya
sementara tanganku masih bermain dengan itilnya. Sesekali kutarik
keluar jariku dan kujilati serta kuhisap memeknya itu. Ketika
kumasukkan jariku lagi, aku merasakan ada cairan meleleh dari dalam
memeknya. Indy makin menggelinjang dan kulihat dia mulai meremas
payudaranya sendiri, erangannya makin keras terdengar, “Ouughh . oughhh
. aahhh”. Kemudian kurubah posisiku menjadi 69, kuangkat pantatnya
sedikit dengan kedua tanganku dan aku mulai memainkan lidahku di
memeknya. Indy mengelus-elus kontolku yang mulai ereksi lagi dan
sekali-sekali aku merasakan lidahnya bermain di kontolku.
Ketika lidahku mulai memasuki sisi dalam bibir memeknya, Indy makin
menggelinjang dan kadang-kadang kurasakan badannya menegang. Aku tidak
mendengar erangannya lagi karena kontolku yang telah tegang telah
berada di mulutnya lagi. Kutekan lidahku diantara bibir memeknya dan
aku merasakan badannya menegang, setelah itu aku merasakan kontolku
tidak lagi dihisapnya. Diantara desahannya, Indy meminta aku segera
menyetubuhinya, “Ouuuhhh . eemhh, Ndre . ayo fuck me, ouhh . ”
Kurubah posisiku menjadi posisi push-up, selangkangan Indy telah
terbuka lebar dan dari memeknya mengalir cairan yang hangat. Kuarahkan
kontolku ke memeknya, dan kemudian kumasukkan kontolku. Diperlukan
sedikit usaha keras untuk memasukkan kontolku ke memeknya, setelah itu
kontolku merasakan sebuah liang yang halus, hangat, basah dan menjepit
erat batang kontolku. Kutekan masuk terus batang kontolku sehingga biji
pelirku beradu dengan memeknya.
Kusetubuhi Indy dengan gerakan yang stabil, kontolku keluar masuk
memeknya yang makin membuat kita berdua tenggelam dalam kenikmatan.
Bibirku bermain di payudaranya dan kadang kadang bertautan dengan
bibirnya. Kontolku dilapisi cairan memeknya dan ketika kutarik keluar,
kontolku terlihat mengkilap, jembut dan pangkal kontolku juga dibasahi
cairan memek Indy. Akhirnya kurebahkan tubuhku menindih tubuh Indy,
gerakan kontolku keluar masuk memeknya makin kupercepat dan tubuh kita
makin keras bertaut. Aku mulai merasakan akan datangnya orgasme,
kuperlambat sedikit tempo persetubuhan dan aku juga merasakan tubuh
Indy makin menegang, erangan dan lenguhannya makin keras saja. Beberapa
kata-kata keluar dari mulutnya, “Fuck me . more, ouughh . tekan yang
dalem Ndree . uuhhg . lagii . ooughh . fuck my cunt, Ndree .”.
Sementara bibir kita berciuman, aku tetap menyetubuhinya dengan
bertenaga, kontolku keluar masuk memeknya yang masih menjepit erat
batang kontolku. Tak lama kemudian, Indy menjerit, “Ndree .” dan aku
merasakan tubuhnya menegang dan Indy menjepit kontolku semakin keras
yang membuatku makin sulit menggerakkan kontolku keluar masuk memeknya,
dan akibatnya gerakan kontolku makin lambat. Jepitan memek Indy yang
makin keras itu disebabkan dia mulai mencapai klimaks dan membuatku
makin terangsang. Kugerakkan kontolku dengan lambat-lambat tapi
bertenaga, sehingga Indy benar-benar merasakan itilnya bergesekan
dengan kontolku.
Aku merasakan sensasi yang hebat ketika tubuh kita berdua sama-sama
menegang mencapai klimaks, kita berdua saling memeluk dengan erat. Aku
merasakan payudaranya yang berisi terhimpit oleh dadaku, sementara
kontolku tertancap dalam-dalam di memeknya yang menjepit keras. Setelah
beberapa detik tubuh kita menegang, kontolku menumpahkan muatannya dan
sesaat kemudian kita berdua terkulai lemas tetapi dengan kepuasan yang
sangat hebat. Kemudian karena kontolku masih tegang, kugerakkan lagi
keluar masuk memek Indy dengan pelan dan lembut dan akhirnya kutarik
keluar setelah melemas.
Kita berdua saling berciuman dan berpelukan, saling mengelus -elus
tubuh yang berkeringat ini. Setelah itu aku membantunya membersihkan
badan, menyabuni tubuh yang putih mulus itu dan membilasnya dengan air
hangat. Kemudian setelah mengeringkan badan, kita berdua tidur dengan
tubuh telanjang .
No comments:
Post a Comment